Arti Nama Maria Dalam Islam

8,367 total views,  7 views today

Alexander Silaen, Lic. Isl

Nama Maria bukan hanya dikenal baik makanya penyembah agama Kristen tetapi kembali Islam. Banyak muslimah menyandang nama Maria (Maryam = مريم dalam bahasa Arab). Malah masjid kembali sekian banyak memakai nama Maryam. Salah satunya masjid Maryam Umm ‘Isa (Maria Bunda Yesus) di Abu Dhabi. Di intern hadis Islam suka-suka beberapa cerita mengobrolkan cap Maryam. Cerita itu beredar pas umum dalam lingkup Islam, misalnya, Maryam tak tersentuh setan dan Maryam wanita sempurna. Al-qur’an koteng, mata air nirmala berbunga semua ajaran dan syariat Islam, mendongeng tentang Maryam.

Maryam ternyata figur penting di dalam al-Qur’an. Bukan hanya karena namanya disebut sebanyak 34 kali secara langsung dan 24 barangkali dalam pengait dengan puteranya Isa Almasih. Total ini memang membuatnya menempati urutan keempat terbanyak disebut sesudah Musa, Abraham dan Nuh. Terkenal karena Maryam ialah salah suatu nama
Sura
dalam al-Qur’an dan suatu-satunya nama
Sura
dengan nama wanita.
Sura
Maryam adalah pelecok satu Sura
yang kian indah di antara
S
ura
-s
ura
dalam al-Qur’an. Selain itu beliau dikisahkan internal 12
Sura
lainnya.

Al-qur’an menyatakan bahwa ayah Maryam bernama ‘Imran (3:35; 66:12; 19:28). Sayang bahwa ibunya Maryam tak disebutkan namanya. Hanya dikatakan bahwa ia seseorang nan dikuduskan kepada Yang mahakuasa sebelum Maryam, anaknya, lahir. Dan Maryam memiliki uri bernama Harun (19:28) dan Musa (7:150).

Kisah kelahiran Maryam adalah suatu mukjizat karena ibunya sudah wreda dan secara manusiawi bukan barangkali lagi berketurunan. Belaka kedahagaan akan seorang anak asuh nan diungkapkan n domestik doa dan berjanji akan mempersembahkan anaknya lusa menjadi abdi dikabulkan oleh Sang pencipta. Sehabis lahir, Maryam katai dibawa ke Baitul Maqdis dan menyerahkannya dalam pengawasan Nabi Zakaria. Ia bertumbuh seperti tanaman yang makmur. Menurut Thabari, Zakaria menernakkan Maryam sampai berumur 12 hari. Sepanjang dalam pemeliharaan Zakaria, Allah menyediakan ki gua garba kepada Maryam (3:37). Hari nyawa Maryam dipenuhi oleh virginitas dan loyalitas kepada Halikuljabbar karena berada di kancah suci dan dan selalu dikelilingi oleh orang saleh. Bahkan al-Qur’an bersaksi bahwa keperawanan Maryam terdidik bukan sekadar selama internal pemeliharaan Zakaria tetapi hingga akhir hayatnya, kendati mengandung dan melahirkan ‘Isa puteranya, karena Maryam enggak pernah mengenal laki-junjungan (menikah).

Pada waktunya Maryam membebaskan diri dari keluarganya. Allah kembali mengutus malaikat Rohulkudus lakukan mengatakan kepada Maryam bahwa anda akan berputra seorang anak laki-laki yang sejati. Maryam mamang akan maksud perkataan itu. Belaka Jibril menguatkan Maryam dengan pernyataan ilahi (19:16-17, 3:42-43). Maryampun mengimani perkataan Allah melalui Jibril, kemudian mengandung. Walau bukan dikisahkan, spirit Maryam saat mengandung menghadapi masa-masa sulit karena ia seorang diri hanya, tidak mempunyai suami dan berada di tangsi. Beliau juga harus menjadi bidan buat dirinya sendiri. Sekadar Tuhan melintasi malaikatnya tak pernah membiarkan dia cak seorang diri. Puas waktu nan ditentukan Maryam bersalin ‘Isa di asal tumbuhan tamar yang memeliharanya secara ajaib (19:23-26).

Sehabis babaran ‘Isa, Maryam pula ke kampungnya (19:27). Ia dituduh berzina dan hendak dilempari dengan batu, lantaran memiliki anak tanpa suami. Tuhan juga menunjukkan kuasa-Nya. Al-Qur’an mengingat-ingat barang apa nan dilakukan Maryam saat harus memberikan pertanggungjawaban.
“Maka Maryam menunjuk kepada anaknya.

Mereka merenjeng lidah, ’Bagaimana kami akan berbicara
dengan anak kerdil yang masih di dalam ayunan?

Berkata ‘Isa, ’Sesungguhnya aku ini orang, Dia memberiku Alkitab (Alkitab) dan Beliau menjadikan aku seorang nabi. Dan Ia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berkecukupan, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku roh, dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong kembali celaka. Dan kesejahteraan sepatutnya dilimpahkan kepadaku, pada masa aku dilahirkan, lega periode aku wafat dan sreg hari aku dibangkitkan spirit kembali’…

Dan sesungguhnya Almalik itu Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Sira. Ini yakni jalan yang lurus
’”
(19:28-33,36).


Bagaimana sikap orang-orang setelah mendengar ucapan ‘Isa nan baru lahir tidak dituliskan di dalam al-Qur’an. Karangan-tulisan Islam lain mengisahkan bahwa insan-hamba allah nan mendengar ‘Isa bergesekan, ada yang berketentuan sekadar sebagian tidak percaya. Kisah spirit Maryam pasca kelahiran ‘Isa juga tidak sekali lagi dimuat al-Qur’an.

Semenjak keseluruhan cerita Maryam n domestik al-Qur’an, kita melihat bahwa Sang pencipta memilih Maryam dan menyucikannya bagi bersalin seorang utusan tuhan suci. Dapat ditarik sejumlah inferensi yang ialah kualitas Maryam antara lain, menjaga keperawanannya (19:20-22, 21:91), melebihi wanita-wanita di marcapada (3:42), loyal/taat (66:12), terkemuka di dunia dan akhirat (3:45), seorang wanita berbakti (3:42), mengadem kepada Tuhan (19:18), segel kebesaran Almalik (23:50).

Laksana tanda penghormatan kepada Maryam ada beberapa gelar yang diberikan kepadanya begitu juga,
Qānitah
(66:12),
Siddiqah
(5:75, 66:12),
Rāki’ah, Sājidah
dan
Ruku’
(3:43),
Tāhirah
(3:42, 19:20),
Mustafia

dll. Di banyak kancah ditemukan situs ataupun benda seumpama tanda sanjungan kepada Maryam yang oleh umat Islam juga dihormati sebagaimana Permandian Maryam di Yerusalem, Matariyyah di Mesir, Maryammiah & Kaff Maryam, Rumah Maryam di Turki-wilayah Efesus, Kancah Ziarah Maryam Harissa Lebanon, Mariamabad Vergine Mary Shrine Pakistan, dan bilang segel masjid seperti Maryam Umm ‘Isa, Abu Dhabi, Maryam Galway, Irlandia, Maryam Bunda Yesus in Hoppers Crossing, Victoria, Australia, Maryam, the Nation of Islam National Center, Chicago, IL, Maryam di Turkmekistan, Yesus Putera Maryam di New York.

Pecah keseluruhan siaran yang diberikan al-Qur’an tentang Maryam ada beberapa pokok pemikiran nan pantas diperdalam. Terlebih karena takrif tersebut ada nan sama dengan kisahan dalam Bibel dan terserah yang berbeda. Kisah nan sebabat seperti Maryam dikandung dari Allah, Maryam yaitu cewek mengandung dan Maryam beriman sempurna. Sementara kisah yang berbeda adalah Islam tidak mengakui ilahiah ‘Isa Al-Masih putera Maryam, sang Kalimat/Firman/Sabda yang menjadi daging/manusia. Kendati sebenarnya Qur’an koteng mengakuinya (3:45). Lalu, kisah Maryam bersalin ‘Isa menurut al-Qur’an di bawah tanaman kurma sementara menurut Bibel di dalam lubang/kandang. Hal lain adalah bahwa Maryam dipelihara maka dari itu Zakaria, sementara Alkitab lain membenarkan ini. Belum sekali lagi bahwa internal al-Qur’an Maryam disebut laksana pelecok satu oknum dari Trinitas (5:116).

Hal nan paling kecil signifikan berpangkal semua informasi ini ialah bagaimana agar sosok Maryam menjadi Pintu Dialog cak bagi Serani dan Islam. Kendati ada varian berbeda, al-Qur’an dan Islam memberikan informasi positip dan menginspirasi adapun Maryam. Maryam memiliki posisi unggul di hadapan Almalik dalam hal beriman, berpose dan seluruh haur hidupnya. Sudahlah, andaikata penganut agama Serani dan Islam mengedepankan Maryam dengan bersama-setinggi berjuang meniru Maryam yang satu dan sebabat ini pastilah penganut kedua agama “dipersatukan” olehnya. Islam dan Masehi harusnya berdiskusi mendalami Iman Maryam dan kemudian bersepakat mengamalkan satu tindakan nyata seperti pernah dilakukan Maryam semasa hidupnya misalnya membudidayakan dan mendidik anaknya dengan silam baik. Masih banyak lengkap bukan berpangkal Maryam, sekadar teradat bersama untuk mencarinya. Artinya Maryam dapat menjadi tutul jumpa untuk mempersatukan. Dengan demikian Maryam bisa menjadi sarana dialog antar agama. Mudahmudahan cak semau anak adam yang berani memulainya.

Source: https://komsoskam.com/maria-di-dalam-al-quran-maryam/