Contoh Deskripsi Nilai Ekstrakurikuler Drumband

PENANAMAN NILAI KARAKTER Kesetiaan DAN TANGGUNG

JAWAB Melalui EKSTRAKURIKULER Leger BAND

DI MI MA’ARIF NGRUPIT JENANGAN PONOROGO

SKRIPSI Maka dari itu DYAH LISTIA PRASTIANI NIM: 210614075 JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

ABSTRAK

Prastiani, Dyah Listia.
2018. Penghijauan Nilai Karakter Disiplin dan Pikulan

Jawab Melangkahi Ekstrakurikuler Drum Band di Mi Ma’arif Ngrupit

Jenangan Ponorogo.

Skripsi
. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah

  Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Mantra Keguruan Perserikatan Agama Islam Area Ponorogo. P embimbing Ali Ba’ul Chusna, M. S. I.

Kata Kunci : Kepribadian, kesetiaan dan tanggung jawab, ekstrakurikuler, kanyon

band

  Karakter nasion merupakan aspek terdahulu berpunca kualitas SDM karena kualitas karakter bangsa menentukan kejayaan suatu bangsa. Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan yaitu riuk satu buram yang bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter anak (character building). Sekolah memiliki tanggung jawab moral cak bagi mematangkan anak asuh agar kebal, cerdas serta memiliki karakter aktual sebagaimana diharapkan setiap ibu bapak. Peneliti tertarik bikin meneliti penghijauan kredit karakter ketaatan dan tanggung jawab menerobos ekstrakurikuler drum band di MI Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo karena menghafal para anggota ekstrakurikuler jurang band yang mempunyai fiil kepatuhan dan tanggung jawab tinggi. Karakter tersebut tidak mungkin didapat minus proses latihan nan bagus oleh pihak sekolah kepada pesuluh didiknya.

  Berasal latar pinggul tersebut, penelitian terhibur untuk melakukan satu penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan penghijauan nilai karakter disiplin dan tanggung jawab yang terletak privat ekstrakuriku ler tong band di MI Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo dan memafhumi faktor pendukung dan penghambat dalam penghutanan angka khuluk disiplin dan tanggung jawab melalui ekstrakurikuler tahang band di MI Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo.

  Privat pelaksanaannya, studi ini menggunakan pendekatan kualitatif. Macam studi ini adalah studi kasus. Prosedur pengurukan data yang digunakan menutupi observasi, wawansabda dan dokumentasi. Tentang teknik analisis data yang digunakan pemeriksa menerobos proses reduksi, pengutaraan data dan penarikan kesimpulan.

  Semenjak hasil analisis data di atas bisa diketahui bahwa: (1) Pada tahap penanaman nilai karakter ketaatan dan tanggung jawab melalui ekstrakurikuler kanyon band hawa menggunakan beberapa pendekatan dan strategi. Yaitu pendekatan reboisasi nilai dan pendekatan klarifikasi nilai, sedangkan strategi yang digunakan adalah strategi keteladanan alias cermin, politik kegiatan rutin dan ketatanegaraan kegiatan spontan. (2) Faktor simpatisan dan penghambat dalam penanaman poin karakter disiplin dan tanggung jawab melangkahi ekstrakurikuler drum band menghampari: faktor pendukung, yakni faktor kerumahtanggaan berupa kehendak atau kehausan siswa serta faktor eksternal nan terdiri dari pendidikan dan lingkungan pergaulan nan berperangai kerohanian (dukungan dari basyar tua, dukungan berpokok masyarakat sekitar). Faktor penahan, yaitu faktor internal nyata adat kebiasaan serta faktor eksternal berupa

Pintu I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan hingga kini masih dipercaya sebagai media yang sangat

  ampuh kerumahtanggaan membangun intelek simultan kepribadian momongan manusia menjadi lebih baik. Maka itu karena itu, pendidikan secara terus-menerus dibangun dan dikembangkan sebaiknya mulai sejak proses pelaksanaannya menghasilkan generasi yang diharapkan. Demikian sekali lagi dengan pendidikan di negara tersayang ini.

  Bangsa Indonesia lain cak hendak menjadi bangsa nan dogol dan keteter, terutama dalam menghadapi zaman yang terus berkembang di era canggih teknologi dan komunikasi. Maka, restorasi sumber daya manusia yang cerdas, terampil, mandiri, dan berakhlak indah terus diupayakan melampaui proses

  1

  pendidikan Pendidikan adalah satu proses dalam rangka mempengaruhi pesuluh mudahmudahan boleh menyetarafkan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan internal dirinya yang memungkinkan

  2 bikin berfungsi secara lestari internal roh masyarakat.

1 Akhmad Muhaimin Azzet, Urgensi Pendidikan Fiil di Indonesia (Jogjakarta: Ar-Ruzz Sarana, 2022), 9.

2

  UU RI No 20 periode 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyusun manfaat dan pamrih pendidikan nasional yang harus digunakan internal meluaskan upaya pendidikan di Indonesia. Pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, ”Pendidikan nasional berfungsi meluaskan dan menciptakan menjadikan watak serta kultur bangsa nan bermartabat dalam rangka mencerdaskan semangat bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi murid tuntun hendaknya menjadi sosok yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Nan Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, digdaya, rupawan, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara nan demokratis dan bertanggung jawab”.

  Pamrih pendidikan kebangsaan bak rumusan kualitas nan harus dimiliki maka dari itu setiap warga negara Indonesia, dikembangkan oleh plural satuan pendidikan di bermacam ragam jenjang dan sagur. Intensi pendidikan kebangsaan memuat bermacam rupa poin kemanusiaan nan harus dimiliki pemukim negara Indonesia. Oleh karena itu, tujuan pendidikan nasional adalah sumber yang paling operasional dalam pengembangan pendidikan budaya dan khuluk bangsa.

  Karakter bangsa yaitu aspek terdepan berpangkal kualitas SDM karena kualitas karakter nasion menentukan kemajuan suatu bangsa. Karakter nan

  3

  berkualitas perlu dibentuk dan dibina sejak semangat dini. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental ataupun budi pekerti, akhlak atau kepribadian pekerti individu yang
3
Masnur Muslich,
Pendidikan Budi Menjawab Tantangan Keruncingan Multidimensional
merupakan kepribadian khusus, yang menjadi pendorong dan pelopor, serta

  4 membedakannya dengan insan bukan.

  Sayangnya fakta dilapangan berlainan dengan hal di atas. Bangsa Indonesia yang tadinya religius dan berkarakter kini perdua mengalami krisis karakter. Seakan tak kepingin kalah dengan khalayak dewasa, peserta didik di Indonesia lagi sekarang tengah mengalami kegentingan karakter. Saat ini begitu mudah ditemukan kasus-kasus sama dengan pornoaksi, pengguguran, penyalahgunaan narkoba, konsumsi ciu,
bullying, pembohongan terhadap orang tua dan guru, bolos sekolah, mencontek ketika ujian dan ulangan, serta pencopetan, serta pencurian, suka menerabas resan, dan lainnya. James Arthur membuka bahwa krisis karakter pada peserta didik dapat menjadikannya bagaikan pribadi yang mudah kusut, labil emosinya, bertabiat agresif, rendah diri, tidak

5

n kepunyaan sensitivitas sosial, dan egois.

  Sekolah harus merespon makrifat tersebut dengan membumikan gagasan pendidikan karakter, yakni mengimplementasikan gagasan pendidikan kepribadian melewati berbagai strategi untuk membentuk pelajar didik yang berperangai.

  Menurut William Bennet kerumahtanggaan buku Syamsul Kurniawan, sekolah mempunyai peran yang terlampau urgen dalam pendidikan karakter seorang pesuluh
4
Novan Ardy Wiyani,
Konsep, Praktik, & Strategi Membumikan Pendidikan Budi di SD
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2022), 25.
5
Muhammad Najib, et al.,
Manajemen Strategik Pendidikan Karakter Bagi Anak Spirit Dini

  ajar. Lebih lagi cak bagi siswa tuntun yang bukan mendapatkan pendidikan karakter sama sekali di lingkungan dan batih mereka. Barang apa yang dikemukakan Bennet tentu saja tak tanpa radiks, melainkan berlandaskan hasil penelitiannya tentang kecenderungan masyarakat di Amerika, dimana anak-anak menghabiskan waktu lebih lama di sekolah ketimbang di rumah mereka. William Bennet sampai pada inferensi bahwa segala yang terekam dalam memori anak tuntun di sekolah, ternyata mempunyai yuridiksi besar untuk khuluk alias budi mereka ketika dewasa kelak. Pendek cakap, sekolah merupakan salah satu wahana efektif

  6 internal internalisasi pendidikan khuluk terhadap momongan pelihara.

  Kegiatan ekstrakurikuler nan sejauh ini diselenggarakan sekolah adalah salah suatu media yang sangat potensial bakal pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di asing mata pelajaran untuk kontributif pengembangan peserta tuntun sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melangkaui kegiatan yang secara spesifik diselenggarakan maka dari itu pendidik dan

  7 maupun tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah.

  Kegiatan ekstrakurikuler yang potensial bagi pembinaan kepribadian dan pertambahan mutu akademik peserta didik tersebut riuk satunya adalah ekstrakurikuler jurang band. Ngarai band boleh didefinisikan laksana rang
6
Syamsul Kurniawan,
Pendidikan Karakter Konsepsi & Implementasinya Secara Terpadu di

Lingkungan Tanggungan, Sekolah, Perguruan Tinggi, & Mahajana
(Yogyakarta: Ar Ruzz Media, 2022), 106.
7
Sofan Amri et al.,
Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran
(Jakarta: Prestasi

  permainan irama dan olahraga yang terdiri dari beberapa makhluk personil untuk mengiringi langkah kerumahtanggaan bersaf, atau dengan pembukaan lain berbaris sambil

  8

  berperan musik. Macam permainan musik ini disamping bagi mencadangkan legiun yang baik sekali lagi untuk berunjuk gelar dengan membawakan berbagai varietas lagu. Petatar yang mengikuti drum band selain boleh memainkan nada lagi harus n kepunyaan kemampuan bodi yang baik. Pada rata-rata ngarai band merupakan kegiatan yang dilaksanakan secara berkelompok. Dibutuhkan pula kerjasama yang baik antar siswa seharusnya terjadi harmoni privat permainan drum band. Keterampilan serebral, afektif dan psikomotorik terdapat dalam kegiatan ini. Sehingga diharapkan bisa menciptakan generasi muda yang mempunyai kesadaran terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga negara nan baik, serta menghasilkan perubahan yang berarti puas perilaku nan lebih berupa dalam bekerja alias mengembangkan kreatifitas.

  Melalui kegiatan ekstrakurikuler, secara tidak langsung bisa membuat

  9

  siswa berdisiplin dan berkewajiban. Ketaatan adalah sebuah tindakan yang menunjukkan loyalitas seseorang pada peraturan tertentu. Peraturan itu barangkali dibuat oleh diri sendiri atau peraturan nan berasal terbit pihak enggak.

  8 Achmadhan K aton Haryanggita, “Pengajian pengkajian Ekstrakurikuler Drum Band di Madrasah Tsanawiyah Area Kedunggalar Ngawi ,”
Buletin Pendidikan Sendratasik, 1(Semester Genap, 2022/2015), 27.
9
Popi Sopiatin,
Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Siswa
(Bogor: Ghalia Indonesia, Peraturan itu dibuat agar seseorang dapat berbuat atau berlaku secara baik

  10 mudahmudahan berbuntut dengan baik bikin meraih hal yang diharapkan.

  Pikulan jawab adalah kesadaran makhluk akan tingkah larap atau ragam yang disengaja atau nan tidak disengaja. Bahara jawab berarti

  11 pun berbuatan sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.

  Kwetiau Ma’arif Ngrupit Jenangan adalah salah satu lembaga pendidikan di Ponorogo nan mempunyai berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler salah satunya drum band. Bermula hasil observasi awal yang peneliti lakukan, diketahui bahwa para anggota mempunyai fiil kepatuhan dan muatan jawab yang tingkatan. Ekstrakurikuler drum band ini diikuti maka itu siswa papan bawah IV dan V. Tidak terserah satupun siswa yang terlambat ketika kursus.

  Kegiatan diawali dengan pemberian motivasi dan materi asal oleh pelatih sangat dilanjutkan dengan latihan bersama di pelataran sekolah. Siswa berkelompok menurut divisi per dan titik api memainkan alat sesuai instruksi pelatih. Detik tutorial radu secara seling peserta memasukkan peralatan

  12 lembah band yang mereka pakai ke dalam pangsa penyimpanan.

  Berdasarkan hal di atas peneliti ingin melakukan pendalaman secara ilmiah buat mengkaji lebih dalam mengenai ”Penanaman Kredit Karakter

  10 Akhmad Muhaimin Azzet,
Urgensi Pendidikan Karakter di
Indonesia (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2022), 90-91.
11
Ahmad Mustofa dan Maman Abd. Djaliel,
Hobatan Budaya Dasar
(Bandung: Wacana Setia, 1997), 132.
12
Disiplin dan Beban Jawab Melangkahi Ekstrakurikuler Drum Band di MI Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo”.

B.

Fokus Penelitian

  Berdasarkan penjajakan awal di Kwetiau Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo ditemukan beberapa fakta menjujut yang terlazim untuk diteliti, yaitu adanya program sekolah untuk membentuk karakter peserta didik melalui plural kegiatan ekstrakurikuler diantaranya pramuka, drum band, volly dan sejumlah kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Suka-suka beberapa alasan mengapa ekstrakurikuler tersebut diselenggarakan, andai ada ponten karakter dalam kegiatan tersebut.

  Karena adanya keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga maka peneliti memfokuskan penelitian pada penanaman skor karakter kepatuhan dan tanggung jawab melangkaui ekstrakurikuler drum band di Laksa Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo.

C.

Rumusan Kelainan

1.

  Bagaimana penanaman poin fiil loyalitas dan tanggung jawab yang terdapat dalam ekstrakurikuler lurah band di Mi Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo? 2. Apa faktor pendukung dan penghalang kerumahtanggaan penghijauan nilai budi disiplin dan tanggung jawab melalui ekstrakurikuler drum band di Mihun

D.

Intensi Penelitian

  Berdasarkan rumusan masalah yang sudah lalu disebutkan, maka tujuan penelitian yang kepingin dicapai ialah:

  1. Bikin mendeskripsikan penanaman angka karakter disiplin dan tanggung jawab yang terdapat dalam ekstrakurikuler ngarai band di MI Ma ’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo.

  2. Untuk mencerna faktor pendukung dan penghambat dalam penanaman nilai budi disiplin dan tanggung jawab melalui ekstrakurikuler kanyon band di MI Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo.

E.

Manfaat Riset

1.

  Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah mantra pengetahuan dan wawasan mengenai penanaman nilai fiil khususnya tersapu dengan reboisasi nilai karakter kepatuhan dan tanggung jawab melalui kegiatan ekstrakurikuler.

2. Praktis a.

  Bagi Siswa Dengan adanya penyelidikan ini peserta diharapkan lebih berperan aktif dakam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler dan menanamkan nilai-nilai khuluk puas diri mereka sehingga menghasilkan keluaran siswa yang berkarakter. b.

  Bagi Guru Dengan adanya hasil pengkajian ini diharapkan dapat menjadi pertimbangan untuk terus berusaha mengembangkan ekstrakurikuler drum band sebagai keseleo satu sarana menanamkan angka-kredit karakter pada murid.

  c.

  Bagi Sekolah Dengan hasil penelitian ini diharapkan menjadi perolehan bagi sekolah bakal lebih meningkatkan kegiatan ekstrakurikuler, baik drum band ataupun yang lain karena setiap kegiatan itu pasti mengandung ponten-skor karakter.

  d.

  Kerjakan Peneliti Buat membukit camar duka dan wawasan manifesto, juga bagaikan bahan teks bikin penelitian seterusnya.

F. Sistematika Pembahasan

  Sistematika pembahasan dimaksudkan bikin memudahkan sidang pembaca n domestik memahami isi kandungan yang suka-suka dalam karya tulis ilmiah ini.

  Akan halnya sistematikanya sebagai berikut:

  Bab I : Ialah Pendahuluan. Berisi tinjauan secara menyeluruh persoalan yang dibahas, yaitu terdiri bersumber meres belakang penyakit, titik api investigasi, rumusan masalah, pamrih penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan.

  BAB II : Merupakan Telaah Hasil Penajaman Utama dan Kajian Teori. Gerbang ini berfungsi sebagai telaah hasil penelitian terdahulu dan mengetengahkan lengkap teori yang digunakan perumpamaan galengan berbuat penelitian yang mencakup angka karakter, disiplin dan kewajiban jawab dan ekstrakurikuler .

  Gerbang III : Ialah Metode Penelitian. Bab ini berisi pendekatan dan jenis pengkajian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, data dan sumber data, prosedur pengumpulan data, teknik kajian data, pembuktian keabsahan temuan, dan tahap-tahap penelitian.

  Gapura IV : Merupakan Deskripsi Data. Bab ini berisi deskripsi tentang data mahajana nan menghampari album, visi, misi dan intensi, letak geografis, kejadian guru dan murid didik, dan keadaan sarana infrastruktur siswa. Sedangkan data khususnya meliputi penanaman nilai karakter ketaatan dan beban jawab serta faktor pendukung dan perintang yang terletak intern ekstrakurikuler drum band.

  BAB V : Merupakan Analisis Data. Portal ini adalah hasil analisis data mengenai penanaman nilai karakter disiplin dan tanggung jawab serta faktor suporter dan penghambat yang terdapat privat ekstrakurikuler drum band di Misoa Ma’arif Ngrupit Jenangan Ponorogo.

  BAB VI : Merupakan Penutup. Pintu ini menjelaskan kesimpulan dan saran yang diambil dari rumusan masalah, serta berfungsi untuk mempermudah para pembaca internal menjeput inti konsentrat dari penelitian ini.

Portal II TELAAH HASIL PENELITIAN TERDAHULU DAN Amatan TEORI A. Telaah Hasil Penelitian Penting Bersumber hasil penelusuran skripsi terdahulu ditemukan beberapa judul

  diantaranya: Penelitian yang dilakukan maka itu Aziz Syaifuddin dengan kepala karangan

  “Pembentukan Kedisiplinan melalui Ekstrakurikuler Olahraga (Studi Kasus di

MIN Begal Kedunggalar)

  ” dengan hasil studi laksana berikut: 1) Pengelolaan ekstrakurikuler di MIN Begal Kedunggalar menggunakan teknik cooperative control yaitu berbuat kerja sekelas dengan peserta didik yang positif perjanjian, serta teknik inner control yang substansial penjelasan tentang tulangtulangan-bentuk kedisiplinan yang dilakukan oleh murid didik. 2) Garis haluan nan digunakan adalah strategi modifikasi perilaku maujud pembiasaan-habituasi kedisiplinan nan diberikan pada pelajar didik, selain itu menggunakan strategi klarifikasi angka dengan bentuk sistem absensi dan penilaian guru terhadap

  13 perkembangan peserta didik.

  Lebih jauh penelitian yang dilakukan makanya Pagi buta Ayu Pujawati dengan judul
13
Peran Guru intern Mengembangkan Bakat Siswa Menerobos

  Aziz Syaifuddin,
Pembentukan Kedisiplinan melangkahi Ekstrakurikuler Latihan jasmani (Pengkhususan

Ekstrakurikuler Drumband di Bihun Ma’arif Singosaren Tahun Pelajaran

2015/2016
” dengan hasil riset sebagai berikut: Peran suhu MI Ma’arif

  Singosaren internal mengembangkan bakat siswa melalui ekstrakurikuler drum band sebagai edukator, yakni hawa memberikan konseptual yang baik seperti mendampingi dan mengajuk latihan ekstrakurikuler drum band, menemukan potensi/bakat yang dimiliki siswa dengan baik melalui tes bakat, membimbing pada waktu siswa mengalami kesulitan sama dengan membenarkan not-titinada lagu yang dimainkan. Sebagai motivator, yaitu guru menerimakan dorongan maupun motivasi terhadap pelajar yang mengalami berkurangnya roh saat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler drum band ialah dengan cara menerimakan hadiah atau iming-iming kepada siswa, ikab riil kegiatan yang menurut siswa memalukan lakukan dilaksanakan seperti menjadi gitapati untuk siswa maskulin dan mengapalkan bass kerjakan siswa dara, namun selain itu minat siswa pun menjadi pendorong untuk mengimak ekstrakurikuler drumband. Sebagai penyedia, ialah hawa berlaku dengan memberikan pertolongan teknik atau arahan

  14 kepada siswa yang mengalami rintangan saat proses pembelajaran berlangsung.

  Pengkajian lainnya yang dilakukan oleh Wahyuni dengan titel “Afiliasi Impresi Siswa Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Marching Band

dengan Sikap Terhadap Kedisiplinan Murid di Kelas Se-Gugus Kalitirto

Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman
” dengan hasil pengkhususan misal berikut:
14
Fajar Ayu Pujawati,
Peran Temperatur dalam Mengembangkan Talenta Pesuluh Menerobos

Ekstrakurikuler Drumband di Bihun Ma’arif Singosaren Tahun Tuntunan 2022/2016
(Skripsi, IAIN

  Penelitian menunjukkan ada gabungan positif dan berfaedah antara keonaran pelajar terhadap kegiatan ekstrakurikuler marching band dengan sikap terhadap kedisiplinan pelajar SD di kelas se-Gugus Kalitirto Kecamatan Berbah Kabupaten Sleman. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga r hitung makin lautan berpokok harga r tabel dengan N=67 lega taraf signifikansi 5 %, yaitu

  15

  0,611 ˃0,244.

  Berdasarkan penelitian di atas dapat diamati bahwa terdapat paralelisme antara penelitian terdahulu dengan penelitian waktu ini, yakni dengan pendalaman nan dilakukan oleh Aziz Syaifuddin sama-sama meneliti mengenai disiplin serta kegiatan ekstrakurikuler, kemiripan dengan pendalaman yang dilakukan oleh Pagi buta Ayu Pujawati separas-sekufu meneliti mengenai ekstrakurikuler kanyon band, dan dengan penyelidikan yang dilakukan maka dari itu Wahyuni sama-sama meneliti tentang ekstrakurikuler drum band dan disiplin.

  Adapun perbedaan eksplorasi ini dengan penyelidikan sebelumnya, yakni puas penelitian Aziz Syaifuddin yang diteliti tentang pembentukan kedisiplinan melalui ekstrakurikuler latihan jasmani sementara itu penelitian ini pada ekstrakurikuler drum band, selain itu internal penggalian ini carik pula meneliti tentang beban jawab. Perbedaan dengan pendalaman Fajar Ayu Pujawati meneliti mengenai peran suhu dalam mengembangkan talenta siswa melangkahi ekstrakurikuler kanyon band sedangkan n domestik penelitian ini pencatat meneliti
15
Wahyuni,
Pertalian Persepsi Pesuluh Terhadap Kegiatan Ekstrakurikuler Marching Band

dengan Sikap Terhadap Kedisiplinan Pelajar di Kelas bawah Se-Gugus Kalitirto Kecamatan Berbah

tentang penghijauan kredit khuluk disiplin dan beban jawab melangkaui ekstrakurikuler ngarai band. Kemudian perbedaan dengan penelitian Wahyuni meneliti akan halnya pergaulan skandal siswa terhadap kegiatan ekstrakurikuler marching band dengan sikap terhadap kedisiplinan siswa padahal dalam studi ini penulis meneliti tentang penghijauan ponten karakter disiplin dan tanggung jawab melangkaui ekstrakurikuler ngarai band.

B. Amatan TEORI 1.

  Skor Karakter a.

  Pengertian Khuluk Karakter berpunca dari bahasa Latin
kharakter,
kharassein
,

kharax
, dalam bahasa Inggris disebut
character, dan menurut bahasa

  Indonesia kata itu diserap menjadi kepribadian. Intern bahasa Yunani,

character
, dan berpokok mulai sejak
charassein, yang bermakna membuat tajam, membuat privat, memahat sehingga terbentuk suatu pola.

  16 Privat Kamus Bahasa Indonesia, karakter diartikan perumpamaan

  adat-sifat kejiwaan, akhlak atau karakter pekerti yang membedakan seseorang dari nan lain; tabiat; watak.

  17 Padahal Scerenco

  mendefinisikan karakter sebagai atribut alias ciri-ciri yang menciptakan menjadikan
16
Mulyasa,
Pendidikan Terlak Silat Membangun Safi Diri dan Karakter Bangsa
(Bandung: Akil balig Rosdakarya, 2022), 24.
17
Retno Listyarti,
Pendidikan Karakter dalam Metode Aktif, Inovatif, dan Kreatif
(Jakarta:

  dan mengasingkan ciri pribadi, ciri bermoral, dan keruwetan mental dari

  18 seseorang, satu kerubungan atau bangsa.

  Sejalan dengan pendapat tersebut, Dirjen Pendidikan Agama Islam, Kementerian Agama Republik Indonesia mengemukakan bahwa karakter (character) dapat diartikan sebagai totalitas ciri-ciri pribadi yang melekat dan boleh diidentifikasi sreg perilaku individu yang berperilaku tunggal, privat maslahat secara khusus ciri-ciri ini membedakan

  19 antara satu individu dengan yang lainnya.

  Berlandaskan berbagai signifikansi diatas, maka fiil dapat dimaknai sebagai nilai dasar yang membangun pribadi seseorang, yang membedakannya dengan yang orang bukan, serta diwujudkan n domestik kehidupan sehari-hari.

  b.

  Nilai-nilai Karakter Kementerian Pendidikan Nasional (selanjutnya disebut

  Kemendiknas) telah merumuskan 18 biji kepribadian yang akan ditanamkan dalam diri siswa asuh sebagai upaya membangun karakter bangsa. Berikut ini 18 angka budi tersebut:

1)

  Religius, yakni ketaatan dan kepatuhan dalam mengarifi dan melaksanakan ajaran agama (persebaran kepercayaan) yang dianut,
18
termasuk dalam keadaan ini merupakan sikap toleran terhadap pelaksanaan

  Muchlas Sumani dan Hariyanto,
Konsep dan Teoretis Pendidikan Karakter
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2022), 42.
19
ibadah agama (aliran kepercayaan) lain, serta hidup rukun dan berdampingan.

  2) Jujur, yakni sikap dan perilaku nan mencerminkan keesaan antara informasi, perkataan dan perbuatan (mencerna yang benar, mengatakan yang benar dan mengamalkan yang benar), sehingga menjadikan anak adam nan berkepentingan perumpamaan pribadi nan boleh dipercaya.

  3) Toleransi, yakni sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran pengapit, suku, aturan, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan keadaan-keadaan enggak yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup ranah di tengah perbedaan tersebut.

  4) Kepatuhan, yakni kebiasaan dan tindakan yang konsisten terhadap barang apa bentuk peraturan atau pengelolaan tertib yang berlaku.

  5) Kerja keras, ialah perilaku nan menunjukkan upaya secara sungguh-alangkah (berjuang hingga tutul darah penghabisan) dalam mengatasi beraneka rupa tugas, permasalahan, pekerjaan, dan lain- tidak dengan sebaik-baiknya.

  6) Berlambak, ialah sikap dan perilaku yang mencerminkan terobosan internal berbagai segi intern memecahkan kebobrokan, sehingga selalu menemukan cara-cara yunior, bahkan hasil-hasil bau kencur yang lebih

  7) Mandiri, merupakan sikap dan perilaku nan bukan terjemur pada sosok bukan dalam mengatasi berbagai tugas atau persoalan.

  Namun hal ini enggak berharga tidak dapat kerja setimpal secara kolaboratif, melainkan tidak bisa melemparkan tugas dan tanggung jawab kepada turunan lain. 8)

  Demokratis, adalah sikap dan prinsip berpikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara nonblok dan merata antara

  20 dirinya dengan orang lain.

  9) Rasa kepingin tahu, yaitu cara berpikir dalam-dalam, sikap dan perilaku yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal yang dilihat, didengar, dan dipelajari secara makin mendalam.

  10) Nasionalisme atau nasionalisme, adalah sikap dan tindakan nan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi maupun anak adam dan golongan.

  11) Pelahap kapling air, yakni sikap alias perilaku nan mencerminkan rasa bangga, tegar, peduli dan penghormatan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya, sehingga bukan mudah mengamini usulan bangsa lain yang bisa mudarat bangsa sendiri.

20 Suyadi, Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter (Bandung: Taruna Rosdakarya, 2022),

  12) Menghargai prestasi, yakni sikap ternganga terhadap penampakan orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat berprestasi nan lebih jenjang.

  13) Komunikatif, senang bersekutu atau proaktif, adalah sikap dan tindakan terbuka terhadap orang lain melakuki komunikasi yang santun sehingga tercipta kerja sama secara kolaboratif dengan baik.

  14) Rajin damai, merupakan sikap dan perilaku yang mencerminkan suasana damai, aman, sunyi dan nyaman atas eksistensi dirinya n domestik kekerabatan maupun masyarakat tertentu.

  15) Suka membaca, yakni adat dengan tanpa paksaan lakukan menyempatkan masa secara khusus guna mendaras beragam makrifat, baik sosi, buku harian, majalah, koran, dan sebagainya, sehingga menimbulkan kebijakan lakukan dirinya.

  16) Peduli mileu, yakni sikap dan tindakan yang selalu berupaya menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar.

  17) Peduli sosial, ialah sikap dan perbuatan nan mencerminkan kepedulian terhadap orang bukan maupun masyarakat yang membutuhkannya.

  18) Pikulan jawab, ialah sikap dan perilaku seseorang internal melaksanakan tugas dan kewajibannya, baik yang berkaitan dengan diri seorang, sosial, publik, bangsa negara maupun agama.

  21 c.

  Maksud Pendidikan Fiil Secara operasi maksud pendidikan budi dalam
setting

sekolah laksana berikut:

  1) Memerdukan dan mengembangkan skor-angka vitalitas yang dianggap utama dan mesti sehingga menjadi kepribadian kepemilikan peserta jaga yang singularis sebagaimana nilai-poin yang dikembangkan.

  2) Mengoreksi perilaku peserta asuh yang tidak bersesuaian dengan poin-nilai nan dikembangkan makanya sekolah.

  3) Membangun sangkutan yang harmoni dengan anak bini dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab karakter.

  22 d.

  Reboisasi Nilai Karakter Dalam rangka meningkatkan kemenangan peserta didik untuk membentuk mental, kesopansantunan, spiritual, personal dan sosial, maka penerapan pendidikan budi bisa digunakan berbagai pendekatan dengan memilih pendekatan yang terbaik (efektif) dan ganti

  21
Ibid., 9.
22
Novan Ardy Wiyani,
Konsep, Praktik, & Strategi Membumikan Pendidikan Karakter di SD
mengaitkannya suatu setimbang tidak sebaiknya menimbulkan hasil yang optimal

  23 (sinergis).

  Kerumahtanggaan pelaksanaan pendidikan karakter terdapat beberapa pendekatan yang digunakan privat pendidikan nilai antara tidak:

1)

  Pendekatan penanaman biji (inculcation apptoach) adalah satu pendekatan nan memberi eksplorasi pada reboisasi angka-nilai sosial intern diri peserta didik. Nilai-angka sosial terlazim ditanamkan kepada siswa didik karena nilai-biji sosial berfungsi perumpamaan contoh bertingkah laku dalam berinteraksi dengan sesama sehingga keberadaannya dapat diterima di publik.

  2) Pendekatan perkembangan moral kognitif (cognitive kepatutan

development approach
) yakni pendekatan yang memeberikan

  penyelidikan pada aspek kognitif dan perkembangannya. Pendekatan ini mendorong siswa jaga bikin berpikir aktif tentang ki aib- problem adab dan n domestik membuat keputusan moral. Perkembangan tata susila menurut pendekatan ini dilihat laksana perkembangan tingkat berpikir dalam menciptakan menjadikan pertimbangan moral, semenjak suatu tingkat yang lebih rendah menumpu satu tingkat yang makin tinggi.

  3) Pendekatan kajian nilai (values analysis approach) menyerahkan
23
penekanan pada perkembangan kemampuan peserta ajar buat berpikir makul, dengan cara menganalisis masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai sosial. Selanjutnya, metode- metode pengajaran nan sering digunakan adalah pengajian pengkajian secara individual atau kelompok tentang penyakit sosial yang memuat nilai adab, penyelidikan pustaka acuan, penyelidikan lapangan, dan diskusi inferior bersendikan kepada pemikiran konsekuen. 4)

  Pendekatan pembelajaran berbuat (action learning approach) memberi investigasi pada usaha memasrahkan kesempatan kepada peserta jaga untuk melakukan perbuatan kesopansantunan, baik secara perseorangan maupun secara serampak dalam satu kelompok. Pendekatan pembelajaran tersebut memberikan perhatian mendalam pada gerakan melibatkan peserta didik dalam melakukan perubahan sosial. 5)

  Pendekatan klarifikasi nilai (values clarification approach) memberi pengkajian lega kampanye membantu murid didik dalam mengkaji perasaan dan perbuatannya koteng, cak bagi meningkatkan kognisi mereka mengenai nilai-angka mereka koteng. Menurut Rath dan persekutuan dagang-kawan, klarifikasi nilai dapat dilakukan dengan kaidah mengingatkan pula sistem skor nan relevan nan terletak pada diri seseorang. Melalui pendekatan klarifikasi nilai, pendidik setidak-tidaknya dapat membangun budi, minat, dan sikap

  24 berupa peserta didik internal kegiatan belajar mengajar.

  Selain pendekatan di atas, terwalak pula ketatanegaraan yang bisa digunakan untuk menanamkan pendidikan karakter pada anak. Strategi ini menyangkut cara pendekatan dan pengutaraan nilai-nilai vitalitas yang akan ditawarkan atau ditanamkan dalam diri anak. Strategi tersebut antara lain: 1)

  Keteladanan maupun Contoh Kegiatan pemberian ideal atau eksemplar di sini maksudnya yaitu satu kegiatan yang dilakukan oleh pengawas, kepala sekolah, staf administrasi di sekolah yang dapat dijadikan bagaikan konseptual untuk siswa didik. Dalam hal ini guru dolan langsung sebagai model bagi peserta didik. Segala sikap dan tingkah laku temperatur baik di sekolah, di apartemen, maupun di masyarakat hendaknya burung laut menunjukkan sikap dan tingkah laris yang baik, misalnya berpakaian dengan sopan dan kemas, bersabda pengenalan dengan baik, tidak bersantap kontan berjalan, tidak membuang sampah di rambang arena, mengucapkan salam apabila berlaga individu, tidak merokok di lingkungan sekolah.

24 Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Rajah

  2) Kegiatan Spontan

  Kegiatan serentak yang dimaksud di sini yaitu kegiatan yang dilaksanakan secara sederum bilamana itu pun. Kegiatan ini umumnya dilakukan sreg saat guru memahami adanya sikap ataupun perilaku peserta asuh yang kurang baik, seperti mempersunting sesuatu dengan menjeritjerit, mencoret-coret dinding, dan sebagainya. Kegiatan spontanitas tak tetapi berkaitan dengan perilaku peserta ajar nan negatif, hanya pada sikap ataupun perilaku yang substansial juga wajib ditanggapi maka dari itu guru. Hal ini dilakukan sebagai penguatan bahwa sikap atau perilaku tersebut sudah baik dan perlu dipertahankan sehingga dapat dijadikan kamil bagi tara-teman. 3)

  Teguran Guru teristiadat menamai peserta didik yang melakukan perilaku buruk dan mengingatkannya agar mengamalkan nilai-angka yang baik sehingga guru dapat membantu mengingkari tingkah laku mereka.

  4) Pengkondisian lingkungan

  Suasana sekolah perlu dikondisikan sedemikian rupa, dengan penyediaan sarana fisik. Contohnya dengan pengemasan tempat sampah, jam dinding, jargon mengenai karakter pekerti yang mudah dibaca oleh peserta jaga, aturan tata tertib sekolah nan ditempelkan pada gelanggang yang strategis sehingga setiap peserta pelihara mudah membacanya.

  5) Kegiatan Rutin

  Kegiatan rutinitas yaitu kegiatan yang dilakukan pesuluh pelihara secara terus menerus dan konsisten setiap momen.

  Pola kegiatan ini adalah bersaf masuk ulas kelas, berdoa sebelum dan sesudah kegiatan, menyabdakan salam apabila bertemu dengan orang enggak, dan membeningkan kelas serta belajar

  25 secara rutin dan besar perut.

  e.

  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Khuluk Terdapat banyak faktor nan mempengaruhi karakter, akhlak, moral, budi pekerti dan etika orang. Dari sekian banyak faktor tersebut, para ahli menggolongkannya ke dalam dua bagian, ialah faktor privat dan faktor ekstern: 1)

  Faktor Kerumahtanggaan Terletak banyak keadaan yang mempengaruhi faktor internal ini, diantaranya adalah: a)

  Insting atau Naluri Insting adalah suatu sifat nan dapat menumbuhkan
25
perbuatan yang menyampaikan pada tujuan dengan berpikir

  Nurul Zuriah,
Pendekatan Moral & Khuluk Pekerti dalam Perspektif Perubahan
(Jakarta: lebih lampau ke sisi tujuan itu dan tidak didahului tutorial perbuatan itu.

  Dominasi intuisi plong diri seseorang sangat tersampir sreg penyalurannya. Naluri bisa menjerumuskan manusia kepada kerendahan (degredasi), hanya dapat juga menyanggang kepada derajat yang strata, jika rasa hati disalurkan kepada hal nan baik dengan tuntunan kebenaran.

  b) Adat atau Kebiasaan (habit)

  Kebiasaan yakni ulah yang selalu di ulang-ulang sehingga mudah cak bagi dikerjakan. Sehubungan resan merupakan ulah yang diulang-ulang sehingga mudah dikerjakan maka mudahmudahan manusia memaksakan diri bagi mengulang-ulang perbuatan nan baik sehingga menjadi kebiasaan dan terbentuklah kesopansantunan (karakter) yang baik padanya.

  c) Kehendak alias Kemauan (iradah)

  Keinginan yaitu kehausan bakal melangsungkan segala ide dan segala nan di maksud, walau disertai dengan bermacam rupa rintangan dan kesukaran-kesukaran, namun kadang-kadang lain

  26
26
ingin tunduk kepada rintangan-rintangan tersebut.

  Heri Gunawan,
Pendidikan Fiil Konsep dan Implementasi
(Bandung: Alfabeta, 2022), d) Suara minor Batin atau Kata hati

  Di dalam diri sosok terdapat suatu fungsi yang sewaktu-waktu memberikan peringatan (pertanda) jika tingkah laku manusia mewah di ambang bahaya dan keburukan, kekuatan tersebut adalah suara batin atau kritik lever (dhamir).

  Kritik batin berfungsi memperingatkan bahayanya kelakuan buruk dan berusaha bakal mencegahnya, disamping dorongan bikin mengamalkan perbuatan baik. Suara miring lever yang terus dididik dan dituntun akan menaiki jenjang kekuatan rohani.

  e) Keturunan

  Keturunan merupakan suatu faktor nan dapat mempengaruhi ulah hamba allah. Sifat yang diturunkan itu lega garis besarnya ada dua macam yaitu sifat jasmaniyah dan sifat rahaniyah.

  2) Faktor Ekstern

  Selain faktor privat (yang bersifat dari internal) yang dapat mempengaruhi karakter, akhlak, moral, budi pekerti dan etika insan pula terdapat faktor ekstern (yang berperilaku dari luar) diantaranya ialah umpama berikut: a) Pendidikan

  Pendidikan adalah gerakan meningkatkan diri dalam segala apa aspeknya. Pendidikan mempunyai pengaruh nan sangat besar privat pembentukan karakter, akhlak, dan etika seseorang sehingga baik dan buruknya adab seseorang sangat tersampir lega pendidikan. Pendidikan ikut mematangkan khuluk manusia sehingga tingkah lakunya sesuai dengan pendidikan nan telah diterima oleh seseorang baik pendidikan konvensional, informal maupun non-formal. Bukan main pentingnya faktor pendidikan itu, karena dorongan hati yang terdapat pada seseorang dapat dibangun dengan baik dan terarah.

  b) Lingkungan

  Mileu (milie) adalah suatu yang melingkupi suatu tubuh yang usia, seperti tumbuh-tumbuhan, situasi persil, udara dan pergaulan. Manusia usia selalu berbimbing dengan bani adam lainnya atau juga dengan alam sekitar. Itulah sebabnya manusia harus berbual mesra dan dalam korespondensi itu tukar mempengaruhi pikiran, sifat dan tingkah laris. Mengenai lingkungan dibagi ke dalam dua babak yaitu mileu yang bersifat keduniaan (alam yang melingkupi manusia yang mempengaruhi dan menentukan tingkah larap manusia) dan dalam lingkungan nan baik secara sambil atau lain sedarun boleh menentukan kepribadiannya menjadi baik,

  27 begitupun sebaliknya).

  2. Disiplin dan Barang bawaan Jawab a.

  Disiplin 1)

  Signifikasi Ketaatan

Dalam Kamus Samudra Bahasa Indonesia,
kepatuhan diartikan dengan tata tertib dan loyalitas atau disiplin terhadap peraturan atau tata tertib. Kata disiplin seorang sebenarnya berasal terbit bahasa Latin, yaitu
disciplina
dan
discipulus
yang berguna perintah alias peserta didik. Kaprikornus disiplin dapat dikatakan seumpama perintah koteng temperatur kepada siswa didiknya. Kemudian dalam
New

World Dictionary
, disiplin diartikan sebagai tutorial kerjakan

  mengendalikan diri, karakter, maupun peristiwa yang tertib dan

  28 efisien.

  Disiplin yaitu sebuah tindakan yang menunjukkan kepatuhan seseorang plong peraturan tertentu. Peraturan itu bisa jadi dibuat oleh diri sendiri alias qanun yang berusul dari pihak tidak. Statuta itu dibuat agar seseorang boleh mengerjakan atau

  27
28
Ibid.,
21-22.

  Novan Ardy Wiyani,
Tata Kelas; Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang

main-main secara baik hendaknya berhasil dengan baik bikin meraih hal

  29 yang diharapkan.

  Berdasarkan signifikansi-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah suatu kejadian tertib, koheren dan semestinya, serta tidak terserah suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara serempak atau tidak serempak.

  2) Macam-macam Disiplin

  a) Disiplin yang dibangun berdasarkan konsep otoritarian.

  Peraturan dan kekuasaan yang persisten buat memaksakan perilaku yang diinginkan membubuhi cap semua spesies disiplin yang otoriter. Tekniknya mencakup hukuman yang berat bila terjadi kemusykilan menunaikan janji barometer dan sedikit, maupun sama sekali tidak adanya persetujuan, pujian atau tanda-tanda penghargaan

  30 lainnya bila anak memenuhi standar yang diharapkan.

  b) Kesetiaan yang dibangun berdasarkan konsep
permissive.

  Menurut konsep ini, peserta pelihara haruslah diberi kebebasan seluas-luasnya di n domestik kelas dan sekolah. Aturan-aturan di sekolah dilonggarkan dan tidak perlu mengikat kepada peserta asuh. Petatar ajar dibiarkan berbuat apa doang sepanjang itu
29
menurutnya baik.
30
Akhmad Muhaimin Azzet,
Urgensi Pendidikan Karakter di
Indonesia, 90-91.

  c) Disiplin yang dibangun bersendikan konsep kebebasan yang terkendali atau kebebasan yang bertanggung jawab. Ketaatan demikian, mengasihkan kebebasan seluas-luasnya kepada peserta jaga lakukan melakukan apa cuma, tetapi konsekuensi bersumber perbuatan itu, haruslah dia pikulan. Karena ia yang menabur maka kamu pula yang memanen. Konsep ini merupakan konvergensi bermula konsep otoritarian dan
permissive
di atas.

  Kebebasan keberagaman ketiga ini pula lazim dikenal dengan kebebasan terbimbing.

  31 b.

  Tanggung Jawab 1)

  Pengertian Tanggung Jawab Adakalanya tanggung jawab dikaitkan dengan keharusan untuk berbuat sesuatu, alias kadang-kadang dihubungkan dengan kesediaan buat mengakuri konsekuensi dari suatu perbuatan. Banyaknya gambar tanggung jawab ini menyebabkan sulitnya merumuskannya dalam bentuk introduksi-kata yang terlambat dan mudah untuk dimengerti. Akan tetapi, kalau diamati lebih jauh, pengertian muatan jawab gelojoh berkisar lega pemahaman bagi melakukan, kedatangan cak bagi melakukan, dan kemampuan untuk melakukan.
31
Ali Imron,
Manajemen Peserta Jaga Berbasis Sekolah
(Jakarta: Bumi Abjad, 2022), 173-

  Adapun menurut Kamus Bahasa Indonesia, pikulan jawab adalah keadaan wajib bersedia dan menerima segala sesuatu.

  32 Bertanggung jawab berfaedah berkewajiban menanggung.

  Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku ataupun perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja.

  Tanggung jawab berarti juga berbuatan sebagai perwujudan

  33 pemahaman akan kewajibannya.

  2) Diversifikasi-macam Tanggung Jawab

  a) Tanggung Jawab Personal

  Bertanggung jawab berjasa melaksanakan tugas secara sungguh-sungguh, nyali menanggung konsekuensi dan sikap, perkataan dan tingkah lakunya. Dari sini timbul indikasi- indikasi yang diharuskan intern diri seseorang nan bertanggung jawab. Ciri-ciri tersebut di antaranya ialah: (1)

  Memilih jalan harfiah (2)

  Selalu menyorongkan diri sendiri (3)

  Menjaga kehormatan diri (4)

  Majuh siap siaga (5)

  Mempunyai komitmen pada tugas (6)
32
Melakukan tugas dengan patokan yang terbaik
33
Ramdani Ajaran,
Ilmu Budaya Sumber akar
(Bandung: Pustaka Setia, 2008), 212-213.

  (7) Mengamini semua perbuatannya

  (8) Menunaikan janji ikrar

  (9) Berani bersedia dan menerima resiko atas tindakan dan ucapannya.

  b) Tanggung Jawab Kesusilaan

  Tanggung jawab kepatutan biasanya merujuk pada pemikiran bahwa seseorang mempunyai bagasi tata krama dalam peristiwa tertentu. Seseorang itu secara hukum bertanggung jawab bagi suatu hal ketika orang itulah yang menyebabkan terjadinya suatu peristiwa.

  c) Kewajiban Jawab Sosial

  Tanggung jawab sosial itu bukan hanya masalah memberi maupun tidak membuat kesialan kepada masyarakat.

  Semata-mata bisa sekali lagi bahara jawaab sosial itu merupakan sifat- sifat kita yang perlu dikendalikan dalam hubungannya dengan orang bukan.

  Nilai-angka nan harus ada lega kita apabila berinteraksi dalam umum maupun dengan orang lain diantaranya adalah: (1)

  Senantiasa merenjeng lidah benar (2)

  Menghindarkan perasaan iri dengki (3)

  Tidak bakhil (4)

  Bersikap pemaaf

  (5) Independen

  (6) Amanah

34

  (7) Tidak beraga.

  3. Ekstrakurikuler a.

  Pengertian Ekstrakurikuler Internal kamus popular, kata ekstrakurikuler mempunyai maslahat kegiatan komplemen di luar buram pelajaran, atau pendidikan

35

tambahan di asing kurikulum.

Source: https://text-id.123dok.com/document/y83r1e5q-penanaman-nilai-karakter-disiplin-dan-tanggung-jawab-melalui-ekstrakurikuler-drum-band-di-mi-ma-arif-ngrupit-jenangan-ponorogo-electronic-theses-of-iain-ponorogo.html