Http Www.buahku.wordpress.com 2011 08 17 Tanaman-ubi-ganyong
Perkenalan awal ACUNG (Amorphophallus variabilis BL.)
Tanaman nan logo ilmiahnya Amorphophallus variabilis BL. ini perawakannya mirip, diversifikasi Amorphophallus lainnya yang sudah dibudidayakan yaitu A. campanulatus. Perbedaannya terwalak plong tangkai daunnya nan licin atau kurang berbintil dan plong bagian mandul tongkol bunganya nan pun tidak berbintil. Pertumbuhan vegetatif dan bunganya keluar secara cak keramik berpunca umbi batangnya yang berbenda di privat kapling. Plong suatu periode, vegetatifnya yang riil daun spesifik terpecah-pecah dan ditopang oleh satu tulang daun nan bundar, keluar bilang kali berpokok umbinya. Maka itu orang awam gagang pangkur daun ini disebut jenazah. Jika masa berbunganya telah mulai, muncullah anakan tersebut bermula tempat tamatan keluarnya petiolus tadi. Jenis ini internal bahasa daerah disebut acung, walur maupun badul, dan di wilayah Sunda pula disebut cocoan oray (mainan ular bakau bura). Etiket nan bontot diberikan siapa karena dandan tangkai daunnya nan berbelang-belang mirip ular ari, sehingga kadang-kadang diserang maka dari itu ular ari karena disangka musuhnya.
Di Jawa dan Madura jenis ini bertunas gelap lega kemuliaan di bawah 700 meter dpl dan biasanya tumbuh di arena yang teduh. Tumbuhan ini belum dimanfaatkan, umbinya besar tetapi rasanya tidak gurih dan memabukkan. Pada musim-musim paceklik, misalnya lega musim 1925 anak adam memakan pongkol ini setelah mengiris-iris dan merendamnya beberapa malam sebelum dimasak. Pada waktu penundukan Jepang pemukim Jawa dikerahkan lakukan mencari umbi pohon ini, umbi-pangkal pohon tersebut kemudian di kirim ke Jepang dan khabarnya disana disarikan cak bagi memperoleh zat yang digunakan dalam pembuatan bulan-bulanan bakar kapal udara.
Spesies ini sebenarnya mempunyai potensi, semata-mata belaka belum digali. Cara budidayanya mana tahu bukan berlainan dengan suweg. Sejumlah hal yang terdepan diantaranya ki gua garba kimianya, fusi racun yang dimilikinya, kegunaan serta pengaruh negetifnya terbiasa diteliti agar tumbuhan ini bisa dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.
Perkenalan awal TANAMAN Talas
1. Bentul Bogor
Keseleo suatu jenis keladi yang digemari orang ialah Colocasia esculenta L. Schoott atau bentul bogor. Bedanya dengan kimpul jenis ini mempunyai patera nan berbentuk hati dengan ujung pelepah daunnya terukir agak ketengah helai daun sebelah radiks. Warna pelepah bermacam-macam. Rente terdiri atas batang cangkul seludang dan tongkol. Bunga betinanya terwalak di sumber akar tongkol, anak uang berani disebelah atasnya, menengah diantaranya terdapat episode yang menyempit. Pada ujung tongkolnya terletak bunga-bunga yang mandul, umbinya berbentuk silinder sebatas sangka membulat. Talas Bogor ini mengandung intan buatan nan menyebabkan rasa galak. Terwalak keberbagaian pada rang daun, corak tangkai daun, rencana dan rasa pangkal pohon serta perut kristal. Kerjakan pertumbuhan talas yang baik diperlukan persil yang kaya akan pupuk hijau dan berdrainase baik.
Hari tanam yang tepat adalah sebelum musim hujan abu. Birah berkembang biak dengan rente, carang umbi anakan alias pangkal umbi serta penggalan pelepah daunnya. Anak uang ini terbiasa dibuang seyogiannya umbi induk dapat tumbuh menjadi osean. Pohon dipanen setelah berumur 6 – 9 rembulan. Lega rata-rata tanaman ini telah dibudidayakan maka itu para orang tani. Pembudidayaan secara teratur cak semau di provinsi Sumatera Selatan dan Sulawesi Lor, Bengkulu, Kalimantan Timur, Nusa Tenggara Barat dan di Kalimantan Barat. Pembudidayaan nan tidak terintegrasi terletak di kawasan DI. Aceh dan Nusa Tenggara Timur. Untuk kawasan Sumatera Paksina dan Kalimantan Perdua tanaman ini merupakan tumbuhan liar. Tanaman ini terwalak ataupun diusahakan pekebun di pekarangan dan di tegal-kebun dekat rumah (menurut hasil survey Direktorat Bina Produksi Pohon Hutan Periode 1980).
Hasil per rumpun silam majemuk yakni berkisar 0,25 – 6 kg. Plong umumnya para orang tani melaksanakan penyiangan dan pembumbunan tumbuhan, kecuali para pembajak di Sumatera Utara, Kalimantan Perdua, dan Sulawesi Utara. Sementara itu pemupukan dan pemberantasan wereng/bopeng aib belum rangkaian dilakukan secara intensif oleh para petambak.
2.Talas Belitung (Kimpul)
Talas belitung dengan jenama ilmiah Xanthosoma sagitifolium ini termasuk famili Areacea dan merupakan pokok papan menahun yang n kepunyaan umbi layon alias layon palsu yang sebenarnya adalah petiolus. Umbinya digunakan seumpama bahan ki gua garba dengan cara direbus ataupun digoreng. Di Benua Afrika bagian barat, di daerah Sumatera Paksina, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Lor dan Nusa Tenggara Barat sudah dibudidayakan secara koheren maka dari itu para peladang. Penghijauan bentul belitung memperalat jarak tanam 50 x 50 cm dan 100 x 100 cm. Padahal budidaya yang tak integral menghampari daerah Aceh, Kalimantan Tengah, Bengkulu, Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur. Pada umumnya tumbuhan ini diusahakan petambak di pekarangan seputar flat dan di kebun-ladang. Biasanya hasil per rumpun berkisar antara 0,25 – 20 kg. Para petani telah berbuat penyiangan dan pembumbunan tumbuhan, kecuali di daerah Bengkulu. Pada rata-rata para peladang enggak melaksanakan perabukan alias pemberantasan hama komplikasi, kecuali para orang tani daerah Nusa Tenggara Timur.
3. Talas Padang
Bentul padang, Colocasia gigantea Hook F., hampir sebagaimana jenis lainnya yang semarga, ialah Colocasia esculenta. Perbedaannya merupakan pada dimensi pohonnya yang makin segara, dapat menyentuh tinggi 2 meter dan tangkai daunnya yang ditutupi lapisan parafin polos, serta otot-urat daunnya yang kian garang. Pongkol induknya layak ki akbar, akan hanya tidak sedap dimakan. Riuk satunya yang sudah dibudidayakan mempunyai dimensi pohon yang kian kerdil bakal digunakan daunnya, kultivar ini dikenal dengan tanda birah Padang.
Diversifikasi ini berpunca bersumber Malaysia. Merecup dari dataran rendah sebatas pegunungan (25 – 1.500 m dpl), pada hutan senyawa, jenggala kudus, di rawa-rawa dan pada padang alang-alang. Menyenangi arena yang agak terlindung dan lembab. Di Jawa terdapat berasal barat menyentuh timur. C. gigantea nan dibudidayakan, dimanfaatkan nanyan dan daunnya hanya. Umbinya, menurut analisa mengandung 0,8 % protein kasar. Buahnya yang baunya mirip laja (Alpinia malaccensis) menurut Heyne bisa dimakan. Birah Padang diperbanyak dengan bijinya, anaknya atau fragmen pangkal umbinya beserta adegan pelepahnya. Karena yang dimanfaatkan hanya daunnya, maka momongan-anaknya dibiarkan tumbuh di selingkung batangnya. Berlainan dengan C. esculenta, keladi ini mudah sekali berbunga dan dapat berbuah serta berbiji banyak. Memahfuzkan ukuran tanaman dan umbinya yang ki akbar dan pembungaannya yang mudah, maka C. gigantea mungkin dapat disilangkan dengan C. esculenta yang boleh berpunca. Akan tetapi sebelum meningkat ke persilangan, masih banyak peristiwa yang gandeng dengan pengumuman dasar pokok kayu ini nan makin dahulu harus diteliti.
I. Akan halnya TANAMAN Gadung
Variasi ini di Indonesia dikenal dengan sejumlah nama kawasan yaitu gadung, sekapa, bitule, bati, kasimun dan tak-lainnya. Dalam bahasa latinnya gadung disebutDioscorea hispida Denust. Gadung adalah perdu memanjat yang tingginya dapat mengaras 5-10 m. Batangnya buntak, bersurai dan berangka yang tersebar sepanjang mayit dan nanyan patera. Umbinya bulat diliputi rambut akar nan osean dan dogmatis. Jangat pangkal pohon bercelup gigi asu atau coklat muda, daging umbinya berwarna asli persneling anjing atau kuning. Umbinya muncul hampir meres persil. Dapat dibedakan dari jenis-jenis dioscorea lainnya karena daunnya adalah daun majemuk terdiri berpangkal 3 helai patera. Bunga tersusun kerumahtanggaan katek daun, berbulit, bersurai dan terik sekali dijumpai.
Tumbuhan akar ini berasal terbit India adegan Barat kemudian memencar luas menyentuh Asia Tenggara. Bertunas pada persil membosankan hingga kemuliaan 850 m dpl, namun boleh pun diketemukan pada mahamulia 1.200 m dpl. Di HimalayaDioscorea hispida di budidayakan di jerambah rumah alias tegalan, sering juga dijumpai di hutan-hutan persil gersang.
Umbinya lampau beracun karena mengandung alkohol yang menimbulkan rasa senewen-berpendar. Dengan prinsip pengolahan idiosinkratis balasannya boleh dimakan. Di Nusa Tenggara dan Maluku umbinya dimakan laksana pengganti sagu dan milu bilamana-detik paceklik, terutama di daerah-area cengkar. Pangkal pohon mentahnya karena mengandung alkaloid bisa digunakan perumpamaan sasaran bagi racun binatang dan juga boleh digunakan andai perunding luka di Asia. Incaran sisa penggarapan tepungnya boleh digunakan misal racun serangga. Bunga tanaman ini nan bercat asfar terlampau harum digunakan lakukan mewangikan rok dan dapat sekali lagi dipakai sebagai riasan bulu. Umbi nan telah bertaruk dipergunakan perumpamaan ekstrak. Penghutanan kebanyakan dilakukan menjelang perian hujan. Selepas berumur satu perian dapat dipanen. Bila umbinya dibiarkan tua renta bangka warnanya akan berubah menjadi hijau dan kadar racunnya akan makin pekat. Pangkal pohon dipanen dengan tanjau ataupun garpu lahan.
II. BUDIDAYA Gadung
a.
Bibit dan Periode Tanam
Galibnya tumbuhan akar diperbanyak dengan menggunakan pangkal tumbuhan alias bijinya kendatipun multiplikasi dengan stek masih dimungkinkan. Saja biasanya hasil panennya terbatas memuaskan dibandingkan dengan pangkal tumbuhan. Perbanyakan memperalat poin juga adv minim awam diterapkan. Gadung kiranya ditanam di tadinya waktu hujan abu serbuk karena tanama ini bukan ekonomis atau enggak masyarakat di tanam di areal yang beririgasi teratur. Di areal dengan periode hujan angin invalid dari 8 wulan, penghijauan awal setakat dengan 3 bulan sebelum datangnya musim hujan angin dapat meningkatkan hasil sebesar 30 %.
b.
Pengolahan Tanah dan Produksi Tanaman
Tanaman gadung menghendaki tanah dengan drainase yang baik, ki berjebah, rahim sasaran organik nan tinggi, dan tekstur petak yang ringan. Umbi ditanam sebanyak 3 atau 4 buah per gorong-gorong sreg guludan-guludan. Reboisasi ini dilakukan sreg awal alias penghabisan musim hujan abu, terampai lega kultivar dan paser tahun pertumbuhan memfokus kedewasaan. Sedangkan jarak tanam nan digunakan adalah guludan berjumlah 30 – 36 setiap kegandrungan, sedangkan jarak antar tanaman ialah 37,5 – 50 cm, tersampir besarnya habitus tanamannya.
Kemudian tanaman remaja ditutupi dengan rumput gersang plong saat penanaman berlangsung. Pohon muda disarankan diikat pada bambu yang dipasang saat penanaman.
c.
Penjagaan
i.Pemupukan dan Pengairan.
Sebelum penanaman, areal pertanian dipupuk menunggangi serat NPK sejumlah hari sebelum penghutanan dilakukan. Pengairan merupakan hal nan tidak masyarakat dilakukan bikin merngairi pokok kayu ini. Hujan yaitu perigi air nan paling kecil diandalkan.
ii.
Pengendalian Gulma, Hama dan Keburukan.
Tidak terdapat gulma utama nan dilaporkan mengganggu tumbuhan ini. Padahal hama nan penting yaitu yam beetle (Heteroligus claudius) yang pada stadium larva gado jaringan umbi dan yam schoot beetle (Criocerts livida) nan pada stadium belatung memakan patera-daun cukup umur dan kepala karangan. Wereng permulaan umumnya ditanggulangi dengan berbuat distribusi tanaman dan melakukan penghutanan yang lambat (late planting). Wereng nan kedua dikendalikan melaksanakan pemancaran pyrethrum. Hama yang lainnya yakni ulat yang menyebabkan pangkal pohon mengeras (rot). Wereng ini dapat dikendalikan dengan eradikasi maupun pemusnahan pohon nan terinfeksi dan dengan peredaran maupun pergiliran tumbuhan, sedangkan problem nan menyerang yakni mosaik virus yang menyebabkan kelainan white yam, yellow guinea yam I (paling kecil mematikan), water yam, dan Chinese yam. Gejala yang ditimbulkan ialah pohon menjadi kerdil atau terhambat pertumbuhannya. Pemilihan umbi nan segak, pemusnahan tanaman yang terinfeksi dan pokok kusen terlarang yakni pendirian nan dianjurkan lakukan mencegah bidasan keburukan-masalah tersebut.
d. Pemanenan
Penuaian boleh dilakukan selepas tanaman berumur 12 bulan. Sreg budidaya pokok kayu ini dikenal istilah panen khas (single harvesting) dan penuaian ganda (double harvesting).Pada penuaian tunggal, pohon dipanen pasca- musim bercerai. Pemanenan dilakukan setelah sebagian besar patera masak Pemanenan ini dilaksanakan 1 rembulan sebelum penuaan (senescence) sampai 1-2 rembulan sesudahnya. Caranya adalah dengan melubangi, mengangkat, dan menyusup pangkal tanaman seyogiannya terpisah dari tajuknya. Panen terdiri bermula penuaian pertama (first harvest) dan panen kedua (second harvest). Pengetaman mula-mula dilakukan lega saat pertengahan bulan, kira-kira 4-5 rembulan sesudah tanam, secara hati-lever moga tidakmerusak sistem perakaran, petak digali disekeliling tanaman dan pangkal tanaman diangkat, kemudian umbi dilukai tepat lega bagian sumber akar sambungan bawah pohon-tajuk. Selanjutnya pohon ditanam kembali sehingga tanaman akan mewujudkan kian banyak bawah tanaman lagi (re-tuberization) di sekeliling luka setelah panen mula-mula. Detik pohon menua pada akhir perian, panen kedua dilakukan. Hari ini tidak ada perlakuan khusus untuk menjaga sistem perakaran. Gadung biasanya dipanen dengan cara yang pertama atau panen eksklusif. Padahal prinsip nan kedua lebih banyak dilakukan padaDioscorea cayenensisdan Dioscorea alata.
e. Penyimpanan
Sangat cacat gadung yang setelah dipanen kemudian diproses lebih jauh, umbi harus disimpan dalam rangka sehat. Sebelum disimpan, umbi segar dipanaskan (curing) plong master 29-320C dengan kelembaban nisbi (relative humidity) yang janjang. Proses ini membantu meningkatkan cork dan pengobatan jejas lega perlengkapan peraba pongkol.
Terletak 3 faktor yang diperlukan agar penyimpanan berlantas efektif, yakni : 1) Aerasi harus dijaga dengan baik. Peristiwa ini diperlukan bagi menjaga kelembaban kulit pangkal pohon, sehingga mengurangi terjangan mikroorganisme. Aerasi juga diperlukan agar pongkol bisa berespirasi maupun bernafas dan menghilangkan memberahikan akibat respirasi tersebut. 2) suhu harus dijaga antara 12-150C. Karena penyimpanan dengan master yang makin tekor menyebabkan kerusakan pangkal pohon (deterioration) dan dandan umbinya berubah menjadi abu-serbuk. Padahal penyimpanan pada temperatur nan bertambah tingkatan membentuk respirasi menjadi tinggi nan menyebabkan pangkal pohon kesuntukan banyak sulit keringnya. Secara tradisional, peladang menggudangkan umbi sreg ruang nan teduh maupun tertutup. 3) pengawasan harus dilakukan secara integral. Pongkol yang tembelang harus segera dikeluarkan sebelum menginfeksi nan tak, dan mematamatai kemungkinan ofensif oleh tikus atau insek.
Gadamala mekah yakni tumbuhan yang layak potensial sebagai sumber karbohidrat, maka sudah agar dikembangkan. Hasilnya selain dapat digunakan cak bagi penganekaragaman menu rakyat, pun n kepunyaan aspek yang penting umpama bahan dasar pabrik.
Ganyong (Canna edulis Kerr) adalah pohon herba nan berasal berpunca Amerika Kidul. Rhizoma atau umbinya bila sudah dewasa dapat dimakan dengan mengolahnya malah suntuk, atau buat diambil patinya. Detik panen pangkal pohon, sangat tersidai berasal daerah palagan menanamnya. Di dataran tekor sudah bisa dipanen lega kehidupan 6 – 8 wulan, sedang di kewedanan yang hujannya sejauh hari, periode panennya kian lama, yaitu puas kehidupan 15 – 18 wulan. Dewasanya bawah pohon rata-rata ditandai dengan menguningnya buntang dan daun anak kunci kusen.
PENGENALAN Tumbuhan Maman mekah
Jambe mekah ialah tanaman pongkol-umbian yang tercatat n domestik tumbuhan dwi tahunan (2 musim) maupun setakat bilang tahun, hanya tetapi dari suatu hari ke waktu berikutnya mengalami masa istirahat, daun-daunnya meringkai lalu tanamannya hilang kadang-kadang dari permukaan tanah. Lega musim hujan angin recup akan keluar berusul netra-mata pongkol ataupun rhizomanya. Gadamala mekah gegares dimasukkan plong pohon umbi-umbian, karena orang berladang jambe mekah lazimnya bagi diambil umbinya nan fertil akan karbohidrat, nan disebut pongkol disini selayaknya adalah rhizoma nan yakni batang nan lewat didalam petak. Pokok kayu ini mulai sejak dari Amerika Daksina, tapi kini tanaman ini sudah tersebar semenjak Sabang sebatas Merauke. Terutama di Jawa Tengah, Jawa Timur dan Bali, tanaman ini telah diusahakan warga biarpun secara sampingan. Jambe mekah mereka tanam seumpama pokok kayu sela bersama jagung pasca- panen padi gogo. Pongkol nan dipanennya dibuat bubuk, ternyata hasil penjualan debu ini boleh menambah penghasilan penghuni yang dahulu berfaedah.
Taksonomi
Tanaman jambe mekah yang banyak tumbuh di daerah tropis ini, termaktub dalam :
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Inferior : Monocotyledoneae
Ordo : Zingeberales
Famili : Cannaceae
Genus : Canna
Tipe : Canna edulis Ker.
Pohon ini tetap mentah sepanjang hidupnya. Warna jenazah, daun dan pelepahnya tersampir sreg varietasnya, begitu pula corak mole umbinya. Tingginya 0,9- 1,8 meter. Menengah apabila diukur lurus, panjang batangnya bisa mencecah 3 meter. Panjang bangkai n domestik kejadian ini diukur tiba dari ujung pokok kayu sebatas ujung rhizoma ataupun majuh disebut dengan pongkol.
Ilmu bentuk pengenalan
Rajah pokok kayu ganyong yakni berumpun dan yakni tumbuhan herba, semua babak vegetatif yaitu jenazah, daun serta pelupuk bunganya kurang berlilin. Tanaman ini tetap plonco disepanjang hidupnya, di akhir hidupnya, dimana pongkol sudah cukup dewasa, patera dan batang mulai mengering. Keadaan sejenis ini seakan-akan menunjukkan bahwa tanaman mati, padahal tidak. Karena bila hujan tiba maka rimpang alias umbi akan bertunas dan membentuk tanaman lagi. Tinggi pokok kayu jambe mekah antara 0.9 – 1,8 meter. Bahkan di Queensland dapat mencapai 2,7 meter. Madya cak untuk wilayah Jawa, tinggi tanaman ganyong rata-rata 1,35 – 1,8 meter.
Apabila diukur verbatim, maka tingkatan batang dapat mencapai 3 meter. Pangkat mayat n domestik hal ini di ukur menginjak bermula ujung tumbuhan sampai ujung rhizoma atau yang caruk disebut dengan asal pohon. Apabila diperhatikan ternyata warna layon, patera, petiolus patera dan mole umbinya sangat beraneka ragam. Adanya perbedaan dandan ini menunjukkan varietasnya.
1) Patera
Tanaman jambe mekah daunnya sintal dengan lembaga elip mundur dengan bagian asal dan ujungnya duga jirus. Janjang daun 15 – 60 sentimeter, padahal lebarnya 7 – 20 sentimeter. Di bagian tengahnya terdapat lemak tulang patera yang lebat. Rona patera beragam berpangkal hijau muda setakat mentah tua bangka. Sekali-kali bergores ungu maupun keseluruhannya ungu. Demikian pun dengan pelepahnya ada yang berwarna ungu dan hijau.
2) Bunga
Ukuran anak uang jambe mekah yang halal diambil umbinya nisbi bertambah kecil bila dibandingkan dengan ganyong rias ataupun yang sering disebut dengan anak uang kana ialah Canna coccinae, Canna hybrida, Canna indica dan tak-lainnya.
Warna bunga ganyong ini yakni ahmar merah jingga dan pangkalnya asfar dengan benangsari bukan sempurna. Jumlah kelopak bunga ada 3 skor kalam dan sendirisendiri panjangnya 5 sentimeter.
3) Buah
Ki akal kayu pinang mekah kembali bertelur, sahaja bukan sempurna dan berentuk. Buah ini terdiri terbit 3 ruangan nan ampuh poin bercat hitam sebanyak 5 ponten tiap-tiap ira.
4) Pongkol
Tanaman ganyong berumbi besar dengan diameter antara 5 – 8,75 cm dan panjangnya 10 – 15 cm, tambahan pula bisa mencecah 60 cm, bagian tengahnya tebal dan dikelilingi gabung-gabung tembakau nan bercat ungu maupun coklat dengan akar rabuk rimbun. Buram pongkol beraneka macam, sebagai halnya tata letak ilmu sisih dan ki lubang garba gizinya. Perbedaan komposisi ini dipengaruhi maka dari itu umur, jenis dan ajang tumbuh tanaman.
c. Varietas Gadamala mekah
Di Indonesia dikenal dua kultivar ataupun macam jambe mekah, yaitu ganyong merah dan laos mekah putih. Laos mekah merah ditandai dengan warna bangkai, daun dan pelepahnya nan berwarna merah maupun ungu, semenjana yang corak batang, daun dan pelepahnya hijau dan sisik umbinya kecoklatan disebut dengan ganyong tahir. Berpunca kedua macam tersebut mempunyai bilang berbedaan aturan, bak berikut :
Ganyong Bangkang
Mayit lebih besar Tebak resistan kena sinar dan resistan kekurangan Rumit menghasilkan angka Hasil umbi basah lebih besar tapi kadar patinya rendah
Pangkal pohon resmi dimakan bugar (direbus)
Ganyong Putih
Kian boncel dan singkat Kurang tahan kena cahaya tetapi tahan kehabisan
Selalu menghasilkan skor dan bisa diperbanyak menjadi rente tanaman
Hasil umbi basah makin mungil, tapi ganjaran patinya strata Hanya biasa diambil patinya. Wilayah yang mutakadim memiara ganyong secara insentif adalah daerah pegunungan Andes (Amerika Selatan). Didaerah ini dikenal dua tipe laos mekah yaitu verdes dan morados. Verdes punya pongkol bercat putih dengan patera hijau terang, padahal umbi morados terkatup sisik yang berwarna ungu.
1. Seleksi bibit
Tanaman garut diperbanyak secara vegetatif, fragmen pokok kayu yang baik bakal digunakan andai pati adalah ujung-ujung rhizoma atau semi umbi (bits) yang panjangnya 4 – 7 cm dan n kepunyaan 2 – 4 peranti penglihatan tunas. Agar diperoleh produksi yang panjang maka pati nan digunakan harus berkualitas baik dan jangan menggunakan esensi nan kondisinya kurang sehat, kurus atau menderita akar tunggang cerutu (Cigar root). Kuantitas konsentrat nan diperlukan untuk setiap hektarnya ialah 3.000 – 3.500 kg bibit.
2. Penggarapan Kapling
Pokok tiang garut pada biasanya menghendaki tanah yang kenyet-kenyut, karena plong struktur lahan yang kenyatkenyit pongkol bisa merecup dengan leluasa. Proses pemanenan juga akan bertambah mudah dan cepat apabila kondisi persil bergerak-gerak. Cak bagi memperoleh struktur kapling yang berdebardebar wajib dilakukan pengolahan sesegak kali dengan pendirian menyodok alias mencangkul dengan kedalaman 20 – 30 cm, hendaknya persil menjadi semakin berdebardebar maka seharusnya diberikan kompos maupun pupuk kandang sebanyak 25 – 30 ton saban hektar karena kompos atau pupuk kandang tersebut selain menggemburkan tanah lagi bagi memperkaya rahim zarah hara di n domestik tanah. Tanah diselesaikan dengan menyiangi maupun menyekop, kemudian dibuat bedengan dengan matra tingkatan sesuai dengan kondisi petak, lebar 120 cm dan tingginya antara 25 – 30 cm. Jarak antara bedengan yang suatu dengan yang lain ialah 30 – 50 cm.
3. Penanaman
Bertanam garut biasanya dilakukan pada awal hari hujan angin adalah sekitar bulan Oktober agar tanaman makin banyak tersokong pertumbuhanya dengan adanya guyur hujan abu angin. Ekstrak ditanam pada bedengan-bedengan nan telah disiapkan dengan menunggangi radas tanam sebagai halnya tugal atau pangkur dengan kedalaman yang memadai ialah antara 8 – 15 cm. Dalamnya reboisasi esensi garut ini bertujuan agar bawah pohon yang terpelajar nantinya tidak menonjol ke rataan petak. Setelah bibit ditanam lebih lanjut korok tanaman ditutup dengan tanah. Jarak tanam garut yang umumnya digunakan adalah sekitar 37,5 x 75cm.
4. Perabukan
Hidayah pupuk merupakan kegitan yang suntuk berarti kerjakan dilakukan hendaknya tanaman garut memperoleh alamat nafkah nan sepan, sehingga tanaman dapat bersemi dengan berkecukupan dan hasil pongkol dapat mencapai optimal. Jenis pupuk nan digunakan yaitu serabut alam (serat organik) sebagai halnya kompos maupun pupuk kandang sebanyak 25 – 30 ton/ha yang diberikan pada ketika penggodokan tanah. Selain serat tunggul (rabuk organik), serabut bikinan (pupuk anorganik) pun dulu penting bikin diberikan ialah : Urea sebanyak 350 – 400 kg/ha, SP-36 sebanyak 200 – 300 kg/ha dan KCL sebanyak 100 – 350 kg/ha. Serat anorganik boleh diberikan serempak pron bila pohon berumur 3,5 rembulan dan dapat pun diberikan secara bertahap.
Apabila pemupukan dilakukan secara adv minim berangsur-angsur mudah-mudahan diberikan sebanyak 2 kali perabukan mula-mula bersamaan dengan penanaman bibit sedangkan pemupukan kedua dilakukan menjelang tanaman berpokok atau kapan tanaman berumur terbatas makin 3,4 rembulan karena bilamana itu tanaman mulai mewujudkan pongkol sehingga sangat membutuhkan banyak gizi.
Pemberian jamur boleh dilakukan puas garitan atau alur yang dibuat disepanjang armada pohon; dan dapat juga lubang-liang nan dibuat dengan menggunakan tugal didekat asal pokok kayu garut. Setelah serat diberikan lebih lanjut liang maupun silsilah tersebut ditutup juga dengan persil bagi menghindari terjadinya kehabisan kawul akibat penguapan.
5. Penjagaan
Dalam hal preservasi tanaman garut, nan teradat diperhatikan yakni penyiangan dan pembumbunan karena kedua kegiatan tersebut adalah konservasi tanaman. Penyiangan dimaksud kerjakan menjernihkan rumput maupun gulma yang bertaruk disekitar tanaman yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan boleh dilakukan setiap bulan terutama selama 3 – 4 bulan pertama, dan apabila tanaman garut berangkat nampak berbunga maka kegiatan penyiangan enggak boleh lagi dilakukan. Simultan melakukan penyiangan, kegiatan pembumbunan pula boleh sekaligus dilakukan dengan menunggangi pacul.
Cara mengamalkan pembumbunan yaitu tanah kreatif disekitar tanaman dicangkul, suntuk ditimbun ke jihat pangkal-radiks batang. Rerumputan atau gulma-gulma yang suka-suka dibenamkan ke dalam tanah karena rerumputan atau gulma tersebut bisa dolan kembali ibarat rabuk dan menjadi terlampau utama guna mencegah timbulnya terjangan problem.
Pada tanaman garut dikenal istilah akar susu lisong (cigar root) yang puas dasarnya adalah satu umbi yang berbentuk mersik tangga nan banyak mengandung baja dan minus sekali kandungan patinya. Tulang beragangan umbi begini bukan akibat berpokok adanya ofensif hama atau problem tetapi akar susu cerutu terdidik cak bagi mewujudkan semi-semi yunior. Kegiatan pembumbunan pada tumbuhan garut ini merupakan kegiatan nan dulu perlu dilakukan bikin memiara kondisi lahan kerumahtanggaan keadaan berdebardebar sehingga pertumbuhan dan perkembangan umbi menjadi transendental.
6. Wereng dan Masalah serta Pengendaliannya
Pohon garut termasuk tumbuhan nan lain terlalu banyak diversifikasi wereng dan problem yang menyerangnya, dan sekalipun ada pada galibnya serangannya invalid membahayakan pertumbuhan pokok kayu. Suatu-satunya jenis wereng yang penting yaitu ulat penggulung daun (Colopedes athlius Cran.), ciri-cirinya patera nan terserang melinting (mengumpar), karena ulat ini menggulung beberapa daun sehingga dapat hadang proses respirasi yang akan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan asal pohon garut. Hama ini dapat diatasi dengan mudah ialah dengan menunggangi enceran yang mengandung arsanik.
Keberagaman penyakit nan belalah menuduh garut ialah komplikasi akar. Ki kesulitan akar ini disebabkan maka itu Rosselina Bunodes Sacc. Yang biasanya menyerang tanaman garut nan diusahakan puas negeri-negeri yang lembab dengan siram hujan jenjang dengan drainase nan rendah baik. Oleh karena itu pembuatan saluran drainase yang baik produksi rata-rata nan diperoleh umumnya sebesar 12,5 ton masing-masing hektar, cuma dengan tingkat budidaya yang baik dapat mencapai 37 ton pangkal pohon segar masing-masing hektar.
7. Panen
Hasil utama tanaman garut adalah pangkal pohon. Perlambang pangkal pohon garut sudah waktunya kerjakan dipanen yakni patera-daun masak, menginjak layu dan hening adalah biasanya pada umur antara 10 – 12 wulan setelah tanam. Sebenarnya tembolok konsentrat maksimum pada umbi garut yakni bilamana tanaman berumur 12 bulan, cuma sreg vitalitas tersebut pangkal pohon garut sudah lalu banyak berserat sehingga sari langka cak bagi diekstrak. Cara pengetaman umbi garut adv amat mengelepai sreg varietas /kultivar nan digunakan. Cak bagi kultivar nan letak umbinya hampir dengan latar tanah, pemanenan memadai dilakukan dengan memperalat tangan, menengah kultivar yang lain memerlukan perabot lakukan mencongkel pongkol nan letaknya duga di dalam petak. Sreg saat pemanenan, rerumputan dan sampah-sampah tanaman dikubur di persil agar berubah menjadi alamat organik yang suntuk mendukung dalam menyuburkan lahan. Pangkat rendahnya hasil panen sangat tergantung lega spesies, tingkat kesuburan kapling dan cara proteksi pohon yang dilakukan. Total panenan dapat berkisar antara 7,5 – 37 ton umbi per hektar.
8. Pasca Penuaian
Pongkol garut dapat dibuat serdak dan esensi garut yang dapat disimpan lama ditempat nan cengkar. Mutu abu garut yang satu dan lainnya tinggal berlainan, tersampir mandu perebusan dan mutu target bakunya. Serdak garut kualitas menggandar berwarna steril, murni, bebas berasal noda dan kandar airnya tidak bertambah berpangkal 18,5 %, bopeng gua garba abu dan seratnya invalid, pH 4,5 – 7 serta viskositas maksimum antara 512- 640 Brabender Unit.
Cara pembuatan abuk garut adalah sebagai berikut :
a. Pemilihan pongkol
Membeda-bedakan pangkal pohon nan segar, maksimal disimpan dua masa selepas panen.
b. Pembersihan
Bersihkan umbi garut dari cerih (petak) dan alat peraba alias sisik-sisiknya.
c. Pengumbahan dan Perendaman
Cucilah umbi garut kerumahtanggaan air berputar sebatas zakiah, kemudian segera direndam selama beberapa waktu agar tidak terjadi pencoklatan (browning).
d. Penyawutan
Rajanglah pangkal pohon garut tipis-tipis dengana gawai pengiris atau penyawut ubikayu.
e. Pengeringan
Keringkan sawut garut dengan pendirian dijemur atau memperalat alat pengering butan sebatas berkadar air 10 – 12 %.
f. Penepungan
Tumbuklah sawut tandus hingga renik, kemudian diayak dengan ayakan tepung tautologis-ulang. Tampung abuk garut kerumahtanggaan medan.
g. Penyimpanan
Simpan wadah yang weduk duli di wadah nan cengkar.
Prinsip pembuatan esensi garut adalah laksana berikut :
a. Pemilihan dan Pembersihan Dasar pohon
Memperbedakan umbi garut nan afiat, kemudian bersihkan bersumber kotoran (tanah) dan sisik-sisiknya terus dicuci dengan air bersih nan berputar.
b. Pemarutan dan Pemecahan Sari
Parutlah bawah pohon garut sebatas menjadi bubur agresif, kemudian tambahkan air suling sekaligus diaduk-aduk atau diremas-mengepal agar keluar patinya. Lebih lanjut saringlah bubur tersebut dengan kain bagi merundingkan pati dari seratnya. Enceran hasil perasan segera diendapkan sehingga air terpisah pecah endapan bibit.
c. Pengeringan
Jemurlah sedimen sari garut hingga kering, kemudian gilinglah menjadi sari halus.
d. Pengemasan dan Penyimpanan
Kemaslah konsentrat garut dalam bekas (kemasan) saku plastik maupun kuningan nan kedap usara (terlayang), kemudian simpan ditempat yang cengkar.
Pembuatan sari garut intern skala raksasa dengan cara bak berikut :
a. Cucilah pangkal pohon garut n domestik laksana spesial, kemudian bersihkan dari mole-sisiknya.
b. Parutlah umbi garut hingga menjadi bubur kasar, lalu tambahkan air zakiah kedalam bubur bergairah refleks diaduk-aduk dan diremas-remas.
c. Masukkan bubur tersebut ke dalam instrumen yang terdiri atas tiga seleksian yang terus bergetar sehingga patinya terpisah.
d. Tumbuk (haluskan) cirit yang tertinggal, campur dengan air, lalu singset juga dan dimasukkan kedalam mesin pemisah hendaknya diperoleh ekstrak sari secara maksimum.
e. Campurkan kembali pati dengan air bersih dan disaring dengan sortiran 120 mesh. Genyot-kencong sekali lagi saringan tadi kerumahtanggaan mesin pemisah konsentrat. Kesannya ditambah air dan asam sulfit.
f. Biarkan endapat bilang detik privat umpama, suntuk keringkan pada master 55 – 600 C selama 2 – 3 jam. Risikonya diperoleh pati boncel-kecil bercat asli.
g. Kemaslah pati garut dalam wadah kaleng tertutup maupun saku plastik.
h. Simpan panggung (kemasan) berisi sari garut di medan yang kering.
Source: https://gamadelic.com/http-www-buahku-wordpress-com-2011-08-17-tanaman-ubi-ganyong/