Puisi Tentang Nabi Muhammad Saw
Bikin umat Muslim,
Rasul
Muhammad SAW merupakan suri tauladan. Setiap perkataan dan perbuatannya disebut sunnah nan harus dijadikan pedoman dalam arwah manusia.
Kisah perjuangan anda intern menegakkan agama Islam membentuk hati siapapun bergetar ketika mendengarnya. Terlebih sampai di akhir hayatnya sekali lagi Rasulullah SAW tidak pernah melupakan umatnya.
Rasa cinta dan kasih sayang Nabi Muhammad SAW menciptakan menjadikan umat Selam tak pernah lupa untuk memestakan hari lahirnya yang dikenal dengan Maulid Nabi. Tahun ini,
Maulid Nabi
jatuh pada 7 Oktober 2022.
Rasa kangen terhadap Rasulullah dapat Dia utarakan dalam bentuk karya sastra, riuk satunya melalui
puisi
. Perasaan yang tersirat tersebut bisa dicurahkan menjadi hubungan pengenalan demi kata nan sani bakal dibaca.
Puisi Maulid Rasul nan Menyentuh Hati
Berikut kumpulan puisi puisi maulid rasul yang menyentuh hati dihimpun berusul daya
Menyusuri Jalan Cahaya
maka itu Husein Muhammad,
Selalu ada Perkembangan Keluar (Sajak: Antologi Puisi)
karya Ahmad M. Sewang,
Keraton dalam Antologi Puisi
oleh Tata Mutu SMAN 4 Berau, dan sumur lainnya.
Aduhai Utusan tuhan, damailah engkau
Wahai Utusan tuhan, damailah engkau
Aduhai kekasih, damailah kamu
Telah terbit purnama di paruh kita
Maka tenggelam semua purnama
Begitu juga cantikmu tak susunan kupandang
Ia surya, beliau purnama
Engkau cahaya di atas kilap
Engkau berlian tak terkaji
Beliau lampu di setiap hati
Aduhai kekasih, duhai Muhammad
Wahai yang kokoh, yang terpuji
Gelapnya lilin batik yang begitu mencekam
Seakan membuat lentera menjadi padam
Ingin sekali mendapati sebuah siraman
Siraman ruhani… Membuat lever ini menjadi kalis
Yang penuh dengan intan yang zakiah
Perbedaan adalah suatu rahmat
Di balik itu terdapat beribu nikmat
Tanpa memunculkan sikap berlagak taat
Dengan hujaah nan diplomat
Adalah ialah implementasi kemantapan i’tiqad
Atas diberikannya limpahan pemberian
Bukannya mengapa dianggap sesat…
Rindu kami padamu ya Rasul
Rasul Sirih dikau disini
Cinta ikhlasmu pada manusia
Dapatkah kami mengembalikan cintamu
Beliau bagai syamsu menyinari semesta alam
Dia bagai purnama di paruh kelipan jutaan bintang
Marwahmu bagai magnet nan mempesona sejak 14 abad lalu
Engkau cahaya di atas terang Membawa terang di lilin batik kelam
Menuntun khalayak ke alam terang
Menjadi teladan dengan akhlak karimah
Menjadi sumber perigi kebaikan
Andai embun penyejuk lever
Miliaran manusia bintang sartan martir
Menyebut namamu sembilan kali sehari-kemarin
Tatkala bani adam dalam kehabisan ruhani
Pengaruhmu meluas di satelit bumi
Engkau selalu terasa hadir dalam hati
Engkau jadi arketipe sepanjang masa dari bangun tidur menyentuh peraduan
Ya Rabbi salli ala Muhammad
ya Rabbi salli alaihi wa sallim
ya Rabbi ballighul wasilah
ya Rabbi khussahu bil fadilah
Maulidmu diperingati sebagai wujud rasa demap
Nasihat dan ajaranmu didengar dan ditaati
Kedatanganmu ditunggu dan dirindukan
Kelahiranmu disambut mumbung suka cita
Kami berkumpul di sini di gelanggang ini
Ibarat tanda rindu tak tertanggung rasa padamu ya Rasul
Andai maksud akan syafaatmu di Padang Mahsyar
PURNAMA, 12 DESEMBER 2022
Sayup adzan Isya berkumandang di keheningan malam
Terlihat jelas di langit rajah mega nan berarak ditiup angin
Semburat seri kekuningan di ki perspektif atap perumahan
Oh ternyata kau adalah bulan purnama yang benderang
Bentukmu sani, jelas lain terkatup awan
Senin 12 Rabiul Awal 1438 Hijriyah,
Semua ummat Selam tengah mengenangmu
Siaran di berjenis-jenis stasiun televisi, di bandarsah, surau-musala,
dan di dalam lever sanubari kami…
Jika kehidupan bagaikan kegelapan malam,
Kau hadir laksana wulan purnama
Menyorotkan sinar syamsu di permukaanmu
Menjadi penerang di keremangan bumi nan malam
Kau tidaklah diibaratkan matahari,
Karena matahari adalah medalion nan membasut kurat…
Semua pengibaratan untukmu, hanyalah pengibaratan dan
Engkau manusia ciptaan Sang Maha Produsen…
Penyampai petunjuk-Nya, tanzil hudup kerjakan seluruh
Matahari, bulan, medali, seluruh makhluk dan pataka sepenuh
Adalah ciptaan-Nya dan tunduk tunak di hadapan-Nya
Pastor mulai membawakan takbir rakaat Isya pertama…
Kuhadirkan hatiku Kutundukkan wajahku di penghadapan-Mu, ya Allah…
Source: https://kumparan.com/berita-hari-ini/5-puisi-maulid-nabi-yang-menyentuh-hati-1yweHIo5clD