Tanaman Buah Untuk Lahan Kritis Kering
Kalimantan Barat merupakan provinsi dengan jumlah luasan kapling peka mencapai 969 mili hektare, yang tersebar di kerumahtanggaan alias di luar daerah wana. Dengan luasan kapling perseptif tersebut, Kalbar timbrung n domestik kategori rentan bisikan standard, salah satunya air bah dan tanah longsor. Lantas bagaimana pemerintah mengatasinya?
Arief Nugroho, Pontianak
PAGI
itu, Selasa (11/10), Pontianak Post berpeluang meluluk aktivitas penyemaian bibit tanaman di penyemaian permanen yang dikelola Balai Pengelolaan Kewedanan Aliran Sungai (BPDAS) Kapuas Kalbar, di Kali besar Selamat, Siantan, Pontianak Utara.
Di atas tanah seluas dua hektare itu, BPDAS Kapuas bersama masyarakat melakukan pembibitan bermacam-macam macam tanaman. Setidaknya terserah 16 jenis tanaman, baik buah-buahan, kayu-kayuan ataupun tanaman solek.
Jenis buah-buahan meliputi durian, jengkol, petai, cempedak, rambutan, dan matoa. Sedangkan bagi jenis tanaman kayu-kayuan cak semau kaliandra, sengon, mahoni, dan tengkawang. Sementara bikin jenis tanaman rias ada pucuk merah, dan ketapang kencana.
Tempat persemaian permanen tersebut adalah satu dari dua arena persemaian nan dikelola oleh BPDAS Kapuas. Suatu wadah persemaian lainnya berada di Kabupaten Melawi. “Di sini bernas memproduksi 700 ribu tumbuhan masing-masing tahun. Padahal di Melawi sekitar 300 mili pohon per tahun,” lema BPDAS Kapuas Kalbar, Remran, semalam. Jadi, intern setahun kedua gelanggang persemaian ini dapat menghasilkan sejuta esensi.
Menurutnya, tanaman yang disemaikan di wadah ini akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat, baik turunan, kerumunan maupun instansi non BUMN. “Yang terdepan mereka punya minat dan keinginan cak bagi menanam misal upaya pemulihan lahan perseptif,” katanya.
“Bagi individi atau perorangan bisa mendapatkan pati hingga 1.000 layon. Padahal lakukan kerumunan atau instansi bisa mendapatkan 10.000 layon. Lakukan keberagaman tanamannya, netral memintal,” sambungnya.
Dikatakan Remran, dengan memberikan bibit tanaman prodeo kepada publik diharapkan dapat mencegah alias mengobati petak kritis nan saat ini mencapai akrab sejuta hektare.
“Ini bertujuan hendaknya nanti tutupan lahan tanggap yang ada di dalam distrik pangan maupun di luar kawasan menjadi lebih plonco. Terutama di area perhuluan DAS,” terangnya.
Remran mengatakan, Kalbar dapat dikatakan ibarat etalase bencana alam, terutama banjir nan terjadi dempang setiap rembulan. Di mana DAS Kapuas, alas kata Remran adalah DAS nan layak ki akbar dan termasuk klasifikasi DAS yang dipulihkan.
Seperti mana diketahui, kata Remran, DAS Kapuas telah mengalami kemerosotan akibat kegiatan-kegiatan perkebunan, pertambang, pertanian dan kehutanan. Terutama di bagian hulu. Karena itu, upaya pemulihan atau rehabilitasi sangat diperlukan.
Menurutnya, ada dua bagan kegiatan rekonstruksi yang dilakukan, merupakan dengan vegetatif maupun secara teknik sipil. Buat cara vegetatif dilakukan dengan memakamkan pokok kayu di lahan-kapling reaktif. Sedangkan prinsip teknik sipil dilakukan dengan membentuk bangunan konservasi tanah dan air.
“Tujuannya bikin menghambat lampias abrasi aliran parasan, sehingga dapat mencegat sedimentasi ataupun pendangkalan,” bebernya.
“Inilah tugas kami. Persil-petak nan hampa tadi kami tanami secara massif, sehingga tutupan petak itu bisa lebih hijau dan diharapkan dapat mengatasi degradasi sungai Kapuas,” katanya.
Rehabilitasi Kapling Tamatan PETI
Berdasarkan data BPDAS Kapuas periode 2022, luas petak perseptif di Negeri Kalbar hingga ke 968 ribu hektare, yang menyebar di dalam kawasan ataupun di asing area alas. Di intern kawasan hutan, tanah kritis mencapai 600 mili hektare lebih. Sementara itu di luar kewedanan mencecah 300 ribu hentare.
“Di luar kawasan wana ini termasuk di antaranya yakni negeri arena pertambangan emas minus izin (PETI),” kata Remran.
Internal upaya pemulihan lahan tamatan pertambangan emas palsu tersebut, pihaknya tidak kepingin berkreasi sembrono. Harus ada kajian akademis lebih lagi habis sebagai landasan program. Karena itulah, pihaknya menggelandang Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Kajian akademis tak cuma meneliti sifat fisik dan ilmu pisah persil serta air, semata-mata juga tanaman apa nan cocok ditanam di tanah tersebut. Programa rehabilitasi eks PETI juga melibatkan masyarakat sekitar.
“Kaprikornus, buat kapling jebolan Kotak ini, tahun lalu sudah dilakukan uji coba di Desa Kedabang, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang oleh Pak Presiden. Tahun ini, kami diminta menindaklanjuti penghutanan kembali,” prolog dia.
Di tahun 2022, pihaknya akan memulai penanaman seluas 10 hektare mulai sejak 200 hektare lahan eks Kotak di sana. Programa ini dianggarkan sejauh tiga tahun. “Tahun 2022 proses reboisasi. Tahun 2023 dan 2024 perawatan,” ujarnya.
Menurut Remran, penghutanan di lahan eks makdan di Sintang nantinya akan menjadi percontohan. Seandainya berdampak maka pihaknya akan melakukan penanaman di eks PETI di daerah enggak di Kalbar.
“Kami optimistis dan optimis. Tanaman yang kami tanam boleh bertunas.” pungkasnya. (*)
Kalimantan Barat merupakan area dengan kuantitas luasan kapling reseptif mencapai 969 mili hektare, yang tersebar di dalam ataupun di luar wilayah alas. Dengan luasan lahan kritis tersebut, Kalbar turut dalam kategori rentan bencana liwa, pelecok satunya air bah dan tanah longsor. Lantas bagaimana pemerintah mengatasinya?
Arief Nugroho, Pontianak
PAGI
itu, Selasa (11/10), Pontianak Post berpeluang melihat aktivitas penyemaian esensi pokok kayu di penyemaian permanen yang dikelola Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Kapuas Kalbar, di Sungai Selamat, Siantan, Pontianak Utara.
Di atas lahan seluas dua hektare itu, BPDAS Kapuas bersama publik melakukan pembibitan berbagai jenis tanaman. Sekurang-kurangnya ada 16 macam tumbuhan, baik buah-buahan, kayu-kayuan maupun tanaman hias.
Variasi buah-buahan meliputi durian, jengkol, petai, cempedak, rambutan, dan matoa. Sedangkan untuk jenis tanaman papan-kayuan ada kaliandra, sengon, mahoni, dan tengkawang. Sementara bikin spesies tumbuhan hias ada pucuk merah, dan ketapang emas.
Tempat persemaian permanen tersebut ialah satu dari dua tempat persemaian yang dikelola oleh BPDAS Kapuas. Satu arena persemaian lainnya berada di Kabupaten Melawi. “Di sini makmur memproduksi 700 ribu pohon per tahun. Sedangkan di Melawi sekitar 300 ribu pokok kayu per periode,” kata kepala BPDAS Kapuas Kalbar, Remran, semalam. Jadi, dalam setahun kedua tempat persemaian ini bisa menghasilkan sejuta bibit.
Menurutnya, pokok kayu yang disemaikan di tempat ini akan dibagikan secara gratis kepada masyarakat, baik turunan, kelompok atau instansi non BUMN. “Yang penting mereka n kepunyaan minat dan keinginan untuk menanam misal upaya rekonstruksi persil kritis,” katanya.
“Bakal individi maupun perorangan boleh mendapatkan sari sebatas 1.000 kunarpa. Sedangkan untuk kerubungan atau instansi dapat mendapatkan 10.000 batang. Untuk spesies tanamannya, bebas melembarkan,” sambungnya.
Dikatakan Remran, dengan memberikan bibit tanaman cuma-cuma kepada masyarakat diharapkan boleh mencegah atau mengobati tanah kritis nan saat ini mencapai dempet sejuta hektare.
“Ini bermaksud agar nanti tutupan lahan kritis yang cak semau di internal wilayah hutan alias di asing kawasan menjadi makin mentah. Terutama di kawasan perhuluan DAS,” terangnya.
Remran mengatakan, Kalbar bisa dikatakan sebagai etalase bencana alam, terutama banjir nan terjadi hampir setiap bulan. Di mana DAS Kapuas, kata Remran yakni DAS nan sepan segara dan tertera klasifikasi DAS nan dipulihkan.
Seperti diketahui, introduksi Remran, DAS Kapuas mutakadim mengalami degradasi akibat kegiatan-kegiatan perkebunan, pertambang, perladangan dan kehutanan. Terutama di fragmen hulu. Karena itu, upaya pemulihan atau rehabilitasi sangat diperlukan.
Menurutnya, terserah dua kerangka kegiatan rekonstruksi yang dilakukan, yakni dengan vegetatif maupun secara teknik sipil. Untuk kaidah vegetatif dilakukan dengan mengetanahkan pohon di tanah-kapling paham. Padahal cara teknik sipil dilakukan dengan takhlik konstruksi konservasi tanah dan air.
“Tujuannya untuk menghambat laju abrasi aliran meres, sehingga boleh menahan sedimentasi atau pendangkalan,” bebernya.
“Inilah tugas kami. Lahan-lahan nan kosong tadi kami tanami secara massif, sehingga tutupan lahan itu bisa makin hijau dan diharapkan dapat mengamankan keruntuhan bengawan Kapuas,” katanya.
Rehabilitasi Lahan Lepasan Peti
Berlandaskan data BPDAS Kapuas periode 2022, luas kapling paham di Kewedanan Kalbar mencecah 968 ribu hektare, nan memencar di dalam kawasan maupun di luar kawasan wana. Di dalam kawasan hutan, persil kritis mengaras 600 ribu hektare bertambah. Sedangkan di asing provinsi mencapai 300 mili hentare.
“Di asing kawasan hutan ini termasuk di antaranya adalah kawasan tamatan pertambangan emas sonder izin (PETI),” kata Remran.
N domestik upaya pemulihan kapling mantan pertambangan emas ilegal tersebut, pihaknya enggak ingin berkreasi sembrono. Harus ada amatan akademis terlebih dahulu umpama landasan program. Karena itulah, pihaknya menggandeng Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura. Amatan akademis tidak sekadar meneliti resan fisik dan ilmu pisah tanah serta air, tetapi kembali tanaman apa yang sepakat ditanam di lahan tersebut. Program rehabilitasi alumnus PETI pun melibatkan publik seputar.
“Bintang sartan, cak bagi lahan eks Boks ini, tahun lalu sudah dilakukan uji coba di Desa Kedabang, Kecamatan Sintang, Kabupaten Sintang oleh Bungkusan Presiden. Tahun ini, kami diminta menindaklanjuti penghijauan kembali,” kata dia.
Di perian 2022, pihaknya akan memulai penanaman seluas 10 hektare berpokok 200 hektare lahan eks PETI di sana. Program ini dianggarkan sepanjang tiga tahun. “Tahun 2022 proses penghijauan. Tahun 2023 dan 2024 perawatan,” ujarnya.
Menurut Remran, penanaman di persil kancah tambang di Sintang nantinya akan menjadi percontohan. Jika berbuntut maka pihaknya akan berbuat penanaman di eks Boks di daerah lain di Kalbar.
“Kami yakin dan optimis. Tanaman yang kami tanam boleh tumbuh.” pungkasnya. (*)
Source: https://pontianakpost.jawapos.com/features/12/10/2022/penyemaian-permanen-produksi-sejuta-bibit-per-tahun-untuk-dibagikan-gratis/